Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Gus Dur Diminta Direhabilitasi

Kompas.com - 23/01/2014, 13:41 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, diusulkan untuk direhabilitasi dari gelar sebagai presiden yang dilengserkan. Usulan itu disampaikan budayawan Jaya Suprana dalam diskusi pemikiran Gus Dur "Demokrasi dan Pluralisme", di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (23/1/2014).

Dalam kesempatan itu, Jaya langsung menyampaikan usulannya kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, yang sama-sama menjadi narasumber. Menurut Jaya, tak ada salahnya usulan itu dimunculkan mengingat Gus Dur merupakan tokoh pluralisme di Indonesia yang sangat penting.

"Tolong Pak Mahfud, bisa enggak nama Gus Dur sebagai presiden yang dilengserkan direhabiliter menjadi bukan dilengserkan? Mungkin agak berlebihan, tapi apa salahnya bagi kita yang mencintai Gus Dur meminta itu," kata Jaya.

Mahfud mengatakan, usulan Jaya Suprana itu bisa saja diwujudkan bila dilakukan secara bersama-sama. Bagi Mahfud, Gus Dur dilengserkan hanya karena kalah secara politik, dan bukan karena melanggar aturan hukum yang berlaku saat itu.

"Ini bukan tindak pidana, tapi kita bisa melakukan sama-sama, pelengseran Gus Dur salah secara konstitusi, tapi benar secara politik. Konstitusi itu benar atau salah, kalau politik itu menang atau kalah," ujarnya.

Mahfud menambahkan, Gus Dur dilengserkan karena dituduh menerima dana dari Bulog dan Brunei Darussalam. Mahfud yakin, Gus Dur tak terlibat dalam kasus yang selanjutnya disebut sebagai Bulog Gate dan Brunei Gate tersebut.

Pelengseran Gus Dur, kata Mahfud, murni dilatari masalah politik. Gus Dur dianggap melanggar Tap MPR Nomor 6 dan 7 Tahun 1999 karena memecat Suroyo Bimantoro sebagai Kapolri dan menggantinya dengan Chairuddin Ismail tanpa persetujuan MPR/DPR.

Menurut Mahfud, pelengseran Gus Dur juga cacat secara hukum karena tidak memenuhi Pasal 27 Tap MPR bahwa Sidang Umum MPR untuk menjatuhkan presiden harus dihadiri oleh semua fraksi. Pada saat itu, Fraksi PKB dan PDKS menolak hadir, tetapi pelengseran Gus Dur tetap dilakukan.

"Gus Dur hanya kalah secara politik, bukan salah secara hukum. Pelengserannya cacat hukum dan dipaksakan," kata bakal calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com