"Menurut saya, wajar saja kalau memang harus terjadi seperti itu sebagai keputusan organisasi. Ini (posisi Pasek di PPI) kan bisa membuat opini yang negatif di luar Partai Demokrat, dari pengamat dan yang lain," ujar Max saat dihubungi pada Kamis (16/1/2014).
Anggota Komisi I DPR itu menuturkan, Pasek juga pantas dipecat dari keanggotaan DPR karena memiliki jabatan strategis sebagai Sekretaris Jenderal di PPI. Pasca-penahanan Anas, Pasek mendapatkan kendali penuh terhadap PPI. Padahal, lanjut Max, PPI secara terang-terangan menyerang Partai Demokrat.
Selain itu, Max menuturkan bahwa Pasek juga selalu memosisikan diri berhadapan dengan partainya. "Dia masih pada posisi head to head. Saya lihat banyak yang dekat dengan Anas, tapi tidak head to head, seperti Saan (Mustopa), Michael Wattimena, dan Umar Arsal. Hubungan pertemanan itu tidak membuat problem, beda dengan yang ini (Pasek)," tutur Max.
Pasek dipecat
Perseteruan di internal Partai Demokrat kembali memanas terkait aksi "bersih-bersih" para loyalis Anas Urbaningrum di partai tersebut. Setelah menggeser posisi sejumlah loyalis Anas, Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat kini memutuskan memecat salah seorang loyalis Anas, anggota Komisi IX DPR, Gede Pasek Suardika.
Kepastian soal pencopotan Pasek dari keanggotaannya di DPR dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti. Dia mengatakan bahwa Sekretariat Jenderal DPR baru menerima surat dari DPP Partai Demokrat pada Kamis sore ini.
Winantuningtyastiti melanjutkan, setelah menerima surat dari DPP Partai Demokrat, pihaknya akan meneruskan surat tersebut kepada pimpinan DPR. Nantinya, pimpinan DPR akan kembali berkirim surat dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU). KPU akan menentukan pengganti Pasek, berdasarkan perolehan suara terbanyak dari daerah pemilihan Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.