Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Ingin Terduga Teroris Ditangkap Hidup

Kompas.com - 06/01/2014, 11:53 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman membantah jika pihaknya disebut tidak melakukan pendekatan persuasif saat melakukan penggerebekan terhadap enam terduga teroris di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu. Menurut Kapolri, petugas di lapangan telah berusaha untuk menangkap dalam keadaan hidup seluruh terduga teroris.

“Polri melakukan langkah-langkah yang soft agar tidak ada yang meninggal. Makanya kita memerlukan waktu lama agar (dapat melakukan) negosiasi,” kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/1/2013).

Namun, lanjut Sutarman, upaya negosiasi yang dilakukan petugas gagal. Para terduga teroris justru melakukan perlawanan. Akibatnya, pihaknya terpaksa mengambil langkah tegas terhadap mereka.

“Saya menyaksikan dari awal, tapi mereka melawan maka dilakukan tindakan penegakan hukum,” kata mantan Kepala Bareskrim Polri itu.

Sutarman mengaku dirinya tak menghendaki jatuhnya korban jiwa. Menurutnya, setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk dilindungi sesuai undang-undang.

“Kita sudah sampaikan ke publik bahwa tindakan kita sudah benar dan sesuai prosedur. Kita tidak mau petugas kita tidak melakukan langkah-langkah untuk melindungi dari ancaman teror,” pungkasnya.

Sebelumnya, organisasi Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) menyebut penggerebekan terhadap enam terduga teroris yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Ciputat merupakan tindakan extra judicial killing. Polri dianggap telah melakukan pelanggaran HAM saat penggerebekan yang menewaskan enam orang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com