Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Pastikan BUMN Aman Jelang Pemilu

Kompas.com - 26/11/2013, 11:38 WIB
M Clara Wresti,
Stefanus Osa Triyatna

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memastikan badan usaha milik negara aman, tidak menjadi sapi perah partai politik menjelang Pemilu 2014. Hal itu disampaikan Dahlan terkait adanya kekhawatiran Badan Pemeriksa Keuangan dan sejumlah kalangan.

”Saya rasa tidak ada yang berani main-main seperti kasus Hambalang. Ancaman saya jelas sekali,” ujar Dahlan kepada Kompas, Senin (25/11).

Indonesia Corruption Watch (ICW) sebelumnya mengingatkan, penyaluran dana oleh BUMN kepada parpol bisa dilakukan dengan berbagai modus. Salah satunya melalui dana tanggung jawab sosial (CSR) BUMN yang dikenal dengan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Dana itu biasanya digunakan untuk kegiatan sosial yang ditunggangi kampanye parpol atau politisi.

Modus lain adalah komitmen fee dari BUMN kepada parpol atau politisi yang telah membantu memenangi proyek tender. Di bidang perbankan, modus dilakukan dengan penyaluran kredit fiktif yang kemudian dianggap macet.

Menurut Dahlan, guna mencegah adanya permintaan komitmen fee untuk proyek-proyek yang digulirkan menteri-menteri yang berasal dari partai politik, dirinya sudah meminta BUMN fokus pada proyek-proyek yang diciptakan sendiri.

”Saya akan awasi khusus proyek-proyek yang menggunakan dana APBN,” ujar Dahlan.

Dahlan berkeyakinan partai politik juga tidak akan memakai dana CSR BUMN karena aturan CSR sudah sangat jelas. Uang yang diambil untuk kegiatan CSR harus dinikmati masyarakat.

Dahlan yang juga ikut dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat menegaskan akan mengundurkan diri apabila lolos dari konvensi itu. ”Diizinkan atau tidak, jika lolos konvensi, saya akan mengundurkan diri sebagai menteri,” ungkap Dahlan.

Tingkatkan kewaspadaan

Sementara itu, pemerhati sosial, Benny Susetyo, mengingatkan semua pihak tetap perlu meningkatkan kewaspadaan mengingat tahun 2014 merupakan tahun politik.

Benny menjelaskan, beberapa tahun silam rakyat meradang lantaran isu dan praktik privatisasi sudah menggerogoti peran negara sebagai pemilik usaha. Akhir-akhir ini, rakyat juga dikejutkan dengan upaya sekelompok pihak yang mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi terkait pemisahan BUMN dari keuangan negara.

”Sesungguhnya, yang perlu dilakukan semestinya justru memperkuat harta rakyat dalam BUMN ini dan mengamankan dari sasaran kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab yang merugikan bangsa,” ujarnya.

Benny berkeyakinan, pemisahan pengelolaan BUMN dari negara akan semakin memperlemah posisi kontrol negara terhadap kinerja keuangan BUMN. Di lain pihak, juga membuka ruang lebar bagi pihak-pihak lain untuk memeras BUMN.

”Apabila pejabat BUMN melakukan korupsi, dia akan sulit dijerat dengan UU Tindak Pidana Korupsi. Soalnya, saat BUMN tidak lagi menjadi bagian dari keuangan negara, maka tidak ada lagi unsur merugikan keuangan negara dalam kasus korupsi yang dilakukan pejabat BUMN,” ujar Benny.

Abdullah Dahlan dari Divisi Korupsi Politik ICW mengingatkan, setiap lima tahun, parpol tentu harus berkompetisi dan membutuhkan dana besar untuk kemenangan partai.

Dampak pemisahan BUMN dari pengelolaan keuangan negara adalah negara berpotensi kehilangan aset BUMN; penerimaan negara nonpajak dari BUMN menyusut; BUMN tidak lagi bisa diaudit BPK, tapi diaudit kantor akuntan publik; DPR secara langsung tidak bisa lagi mengawasi BUMN; korupsi di BUMN tidak bisa dijerat UU Tipikor; masyarakat tidak bisa mengawasi BUMN untuk tujuan kesejahteraan; dan proses liberalisasi BUMN akan digunakan elite untuk mencari dana politik. (ARN/OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri KKP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektare di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KKP: Lahan "Idle" 78.000 Hektare di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com