Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TB Simatupang, Jenderal Intelek dan Teguh Pendirian

Kompas.com - 09/11/2013, 17:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dimulai dari keinginannnya mematahkan mitos yang ditanamkan oleh gurunya saat bersekolah di AMS Jakarta, TB Simatupang pun bertekad bulat untuk mewujudkan negara Indonesia dan militer yang bersatu.

Sang guru, seorang keturunan Belanda, menanamkan kepada Simatupang dan siswa pribumi lain bahwa Indonesia tidak mungkin bersatu dan memiliki angkatan perang untuk merdeka.

Kisahnya ia abadikan dalam tulisan "Membuktikan Ketidakbenaran Suatu Mitos: Menelusuri Makna Pengalaman Seorang Prajurit Generasi Pembebas Bagi Masa Depan Masyarakat, Bangsa dan Negara" yang diterbitkan bersama oleh harian umum Suara Pembaruan dan Pustaka Sinar Harapan, di Jakarta, tahun 1991.

TB Simatupang menyelesaikan pendidikan di HIS Simatupang dan kemudian melanjutkan pendidikan MULO ke Tarutung, hingga tamat 1937. Tak hanya sampai di situ, putra daerah tersebut itu mengejar cita-citanya dengan melanjutkan pendidikan di AMS Jakarta dan tamat tahun 1940.

Ia juga menjadi salah satu pribumi yang mencicipi pendididikan kemiliteran Belanda, Koninklije Militaire Academie (KMA), di Bandung, hingga tahun 1942, sebuah pendidikan kemiliteran yang ia butuhkan untuk mewujudkan militer Indonesia yang lebih baik.

TB Simatupang ikut bergerilya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ia menjadi penasihat militer delegasi RI dalam perundingan-perundingan yang menghasilkan Perjanjian Renville.

Ia aktif dalam perundingan lanjutannya di Kaliurang, 24 kilometer di utara Yogya, serta menjadi salah satu perwira yang hadir dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda.

Lelaki kelahiran Sidikalang, Sumatera Utara, 28 Januari 1920, itu telah menjadi Letnan Jenderal pada usia 30 tahun saat menjabat Kepala Staf Angkatan Perang pada 1950 - 1954.

Ia memilih pensiun dini dari militer dengan jabatan terakhir Penasihat Militer Departemen Pertahanan dan berpangkat Letnan Jenderal pada usia 39 tahun, setelah merasa tidak dapat lagi bekerja sama dengan Presiden Soekarno. Hal itu dituliskannya dalam bukunya "Iman Kristen dan Pancasila" terbitan BPK Gunung Mulia tahun 1984.

TB Simatupang kemudian melayani gereja. Ia pun pernah menjadi ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Dewan Gereja-gereja se-Asia dan Ketua Dewan Gereja-gereja sedunia.

Jenderal itu mengabadikan pengalamannya dan pengetahuannya melalui tulisan yang tersebar baik dalam bentuk buku maupun artikel dan pidato, hingga maut menjemputnya pada 1 Januari 1990.

Karya-karyanya di antaranya, Soal-soal Politik Militer di Indonesia (1956), Laporan dari Banaran: Kisah Pengalaman Seorang Prajurit selama Perang Kemerdekaan (1960), Tugas Kristen dalam Revolusi (1967), Capita Selecta Masalah Hankam (1967), Pengetahuan Militer Umum (1968), Pengantar Ilmu Perang di Indonesia (1969), Dari Revolusi ke Pembangunan (1987), dan Peranan Angkatan Perang dalam Negara Pancasila yang Membangun (1980).

Atas jasa-jasanya tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas nama Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional bersama Dr Radjiman Wedyodiningrat dan Lambertus Nicodemus Palar yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/11/2013).

Kini, nama TB SImatupang tak hanya diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta, tetapi juga sebagai pahlawan nasional, sejajar dengan dwitunggal proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno dan Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com