Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahyudin Bantah Terima Uang Hambalang Rp 500 Juta

Kompas.com - 08/11/2013, 16:29 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Politisi Partai Demokrat, Mahyudin membantah telah menerima dana sebesar Rp 500 juta dari proyek Hambalang. Di dalam dakwaan terdakwa kasus Hambalang Deddy Kusdinar, Mahyudin disebut menerima uang sebesar itu dalam Kongres Partai Demokrat. Uang diduga berasal dari PT Adhi Karya.

“Dalam hal tuduhan saya menerima uang tersebut, tidak benar. Saya jelaskan, saya memang hadir dalam kongres Partai Demokrat tetapi hanya pembukaan dan penutupan. Saya tidak hadir dalam proses sidang-sidang kongres,” ujar Mahyudin saat dihubungi Jumat (8/11/2013).

Mantan Ketua Komisi X DPR ini menuturkan dirinya tak tahu menahu ada aliran dana Hambalang ke kongres Partai Demokrat. Hadir sebagai anggota DPR, Mahyudin menyebut dirinya tak terkait langsung dengan proses kongres.

“Saya hanya datang sebagai anggota DPR. Jadi tidak tahu menahu soal kongres. Saya bukan DPD atau DPC, dan juga bukan tim sukses siapa pun,” ucap Mahyudin.

Mahyudin menuturkan dirinya menyerahkan sepenuhnya kasus Hambalang ini ke aparat penegak hukum. Ia mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menelusuri siapa yang memberikan dan menerima dana Hambalang beserta bukti-bukti yang jelas.

“Sebagai warga negara yang baik, jika dibutuhkan, saya siap memberikan keterangan kepada KPK,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Mahyudin meminta kepada masyarakat dan media massa untuk menerapkan azas praduga tak bersalah sambil menunggu proses persidangan. “Jangan langsung menuduh saya korupsi,” katanya.

Uang Hambalang Rp 600 juta

Di dalam dakwaan Deddy Kusdinar, Mahyudin disebut menerima Rp 500 juta dari proyek Pembangunan Lanjutan Pusat Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Desa Hambalang, alias proyek Hambalang. Saat itu Mahyudin tercatat Ketua Komisi X DPR RI.

Uang sebesar itu diduga sebagai “uang pelicin” agar usulan Kemenpora menambah anggaran untuk proyek Hambalang dimuluskan. Pada Januari 2010 Kemenpora mengajukan usulan penambahan anggaran P3SON Hambalang sebesar Rp 625 miliar dalam APBN-P 2010. Pokja Anggaran Komisi X menyetujui penambahan dana sebesar Rp 150 M dalam APBN-P 2010 tanpa melalui proses RDP antara Pokja dengan Kemenpora.

Persetujuan ini diduga kuat karena adanya uang pelicin kepada Komisi X DPR. Persetujuan ditandatangani Mahyudin selaku Pimpinan Komisi X dan jajarannya, Rully Chairul Azwar, Abdul Hakam Naja, dan ditandatangani anggota pokja seperti Angelina Sondakh, Wayan Koster, Kahar Muzakir, Juhaaeni Alie dan Mardiyana Indra Wati. Dengan demikian anggaran tersedia pada tahun 2010 menjadi Rp 275 miliar.

Dengan disetujuinya penambahan anggaran itu, Sekretaris Menpora ketika itu Wafid Muharram melalui Paul Nelwan meminta uang kepada PT Adhi Karya sebesar Rp 500 juta. Selanjutnya uang tersebut diserahkan ke Mahyudin saat kongres Partai Demokrat di Bandung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com