Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majelis Kehormatan Ombudsman Akan Periksa Korban Penamparan

Kompas.com - 30/10/2013, 15:55 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis Kehormatan Ombudsman akan memeriksa staf PT Gapura Angkasa, Yana Novia, yang mengaku menjadi korban penamparan oleh Wakil Ketua Ombudsman Azlaini Agus. Pemeriksaan itu untuk mengetahui dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Azlaini.

"Kami akan mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan pelanggaran kode etik. Juga meminta keterangan para saksi, korban, serta ahli terkait dugaan pelanggaran kode etik Azlaini," kata anggota Majelis Kehormatan Ombudsman, Petrus B Peduli, di kantornya, Jakarta, Rabu (30/10/2013).

Setelah itu, lanjut Petrus, Majelis Kehormatan akan memberikan kesimpulan atas hasil pemeriksaan kode etik dan merekomendasikan sanksi yang diberikan jika Azlaini terbukti melanggar kode etik. Majelis Kehormatan akan bekerja selama 30 hari terhitung sejak 1 November 2013.

Majelis Kehormatan tediri dari lima orang. Selain Petrus, ada anggota Ombudsman, Hendra Nurtjahjo. Adapun tiga orang dari pihak ekseternal ialah Masdar Mas'udi, Harkristuti Harkrisnowo, dan Zainal Arifin Mochtar. Anggota Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan atau Pengaduan, Budi Santoso, menambahkan, jika terbukti melanggar, ada tiga sanksi yang dapat menjerat Azlaini.

"Sanksinya bisa teguran tertulis, pemberhentian sementara, hingga pemberhentian secara tetap," kata Budi.

Saat ini, Azlaini telah dibebastugaskan oleh Ombudsman. Dia diminta menjalani proses hukumnya karena telah dilaporkan ke Polsek Bukit Raya oleh Yana. Yana merasa ditampar oleh Azlaini.

Sebelumnya, yang beredar bahwa Azlaini menampar staf maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Melalui pernyataan tertulis, Azlaini membantah melakukan penamparan. Dia mengaku hanya memarahi petugas Gapura Angkasa di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, karena kecewa dengan pelayanan ketika ingin menaiki pesawat.

Azlaini mengaku sempat membentak seorang perempuan. Menurutnya, perempuan itu langsung menangis dan langsung pergi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com