Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Bupati Gunung Mas Mengaku Tak Ikut Urus Pemberian Suap

Kompas.com - 24/10/2013, 14:05 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Bupati Gunung Mas Arton S Dohong mengaku tidak tahu menahu ihwal pemberian uang yang diduga suap kepada Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif, Akil Mochtar terkait sengketa pemilihan kepala daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Menurut Arton, Bupati Gunung Mas Hambit Bintih mengurus masalah sengketa pilkada tersebut tanpa sepengetahuan dia.

“Saya tidak tahu. Hanya beliau. Saya tidak bilang beliau main sendiri tapi yang tahu sendiri itu Pak Hambit,” kata Arton, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (24/10/2013) seusai diperiksa sebagai saksi.

Arton diperiksa sebagai saksi bagi Hambit yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap terkait sengketa pilkada Gunung Mas. Selebihnya, Arton mengaku tidak pernah membicarakan dengan Hambit rencana pemberian uang ke Akil. Menurutnya, Hambit lah yang bertemu dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Chairun Nisa, dan pengusaha Cornelis Nalau untuk mengurus sengketa pemenangan pasangan Hambit-Arton dalam pilkada Gunung Mas 2013 tersebut.

Adapun Chairun Nisa dan Cornelis juga ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus yang sama. Chairun Nisa diduga sebagai penghubung antara Akil dengan Cornelis dan Hambit. Arton juga mengaku tidak tahu apakah uang Rp 3 miliar yang diduga diberikan kepada Akil berasal dari pengusaha Cornelis atau bukan. Dia mengaku tidak tahu menahu soal asal usul yang disita penyidik KPK bersamaan dengan operasi tangkap tangan di rumah dinas Akil beberapa waktu lalu tersebut.

Kendati mengaku tidak pernah bertemu Chairun Nisa dan Cornelis untuk membahas rencana pemberian uang, Arton mengaku kenal kedua orang itu.

“Kami tahu nama tapi tidak pernah berbicara,” tambah Arton.

Wakil bupati yang diusung PDI Perjuangan ini juga mengaku kenal Akil. Namun, menurut Arton, dia hanya mengenal Akil dari persidangan di MK. Dia mengaku tidak pernah bertemu dengan Akil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com