Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Klaim Tak Terkait Daging Celeng

Kompas.com - 22/10/2013, 20:16 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa kembali membantah terkait kasus dugaan korupsi impor daging sapi. Hatta juga membantah adanya upaya penambahan kuota impor daging sapi lantaran mendapat informasi tak langsung dari Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin soal maraknya peredaran daging celeng.

"Nggak ada itu. Kok tiba-tiba dibilang mau klarifikasi? Klarifikasi apa? Apa hubungannya saya dengan daging celeng," ujar Hatta di Kompleks Parlemen, Selasa (22/10/2013).

Hatta juga menampik dirinya memiliki wewenang untuk menambah kuota daging impor sapi. Menurutnya, wewenang itu ada pada Menteri Pertanian Suswono, yang juga politisi PKS. "Menambah kuota impor daging sapi bukan urusan Menko. Itu urusan Kementan," tukas Hatta.

Lebih lanjut, Hatta tak mau menduga motif penyebutan namanya oleh Hilmi. Ia mengatakan hal tersebut tak perlu lagi dikomentari karena masih banyak pekerjaan lebih berarti yang perlu dituntaskan.

Sebelumnya, Hilmi mengatakan pernah menyampaikan masalah maraknya peredaran daging celeng dan tikus pada Hatta. Namun, Hilmi mengaku tak menyampaikan langsung pada Hatta. Awalnya, dia menyampaikannya melalui Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung.

"Sebelumnya ada tamu, Chairul Tanjung ke rumah saya. Saya katakan ingin sekali ketemu Hatta. Karena sulit bertemu Hatta. Awalnya saya sampaikan ke Chairul Tanjung untuk disampaikan ke Hatta," kata Hilmi ketika bersaksi dalam sidang kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi dan pencucian uang, Luthfi Hasan Ishaaq, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Setelah itu, Hilmi mengatakan kepada Luthfi bahwa dirinya sudah menyampaikan adanya masalah daging melalui Chairul Tanjung. "Luthfi ke rumah saya. Saya katakan sudah sampaikan pesan melalui Chairul Tanjung ke Hatta. Saya katakan, bagaimana ini Menko Perekonomian dari Partai Islam dan Mentan (Suswono) dari partai islam, tapi umat dipaksa makan daging celeng dan bakso tikus," terang Hilmi.

Sementara itu, Hilmi mengaku tak kenal Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman. Elizabeth sebelumnya juga pernah menyampaikan maraknya krisis daging sapi akibat peredaran daging celeng pada Mentan Suswono di Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com