Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Pemerintah Tak Serius Lindungi TKI

Kompas.com - 18/10/2013, 19:44 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menilai pemerintah tidak serius dalam melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Saudi Arabia. Padahal, pemerintah sudah meratifikasi Konvensi Internasional Tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya.

"Ironisnya memang pemerintah tidak serius memberikan perlindungan kepada buruh migran," ujar Poengky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2013).

Poengky mengatakan, ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan kesejahteraan memicu mereka mengadu nasib di luar negeri. Sayangnya, hal ini tak diiringi dengan jaminan keamanan. Sebagian di antaranya "ditelantarkan" mulai dari perekrutan hingga pemberangkatan.

Poengky meminta Indonesia mencontoh pemerintah Filipina yang memberikan perlindungan kepada buruh migrannya. Mereka dibekali pengetahuan bahasa dan keahlian yang memadai.

Menurutnya, pemerintah Indonesia, khususnya Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) seharusnya juga bisa mengajarkan sekaligus mengawasi agen resmi TKI terkait kemampuan praktis bagi TKI yang akan bekerja di luar negeri.

"Kemampuan praktis seperti bahasa asing, skill, pengetahuan budaya setempat ini tidak dibimbing dan diawasi pemerintah. Jadi banyak TKI kita yang dipermainkan," jelasnya.

Ia juga mengkritik kinerja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Saudi atas banyaknya kasus-kasus serupa. Terkait hal itu, ia menyarankan KBRI yang bertugas di sana untuk lebih proaktif dengan menempatkan petugas-petugas di bandara-bandara, terutama di Timur Tengah untuk memantau keberadaan TKI2.

"Kita juga harus lebih berani 'menekan' pemerintah Saudi untuk memperlakukan buruh-buruh migran kita dengan baik. Saya kira pemerintah juga kurang di sana," katanya.

Seperti diketahui, pada hari Rabu (16/10/2013), seorang warga Saudi Arabia bernama Abdul Rahman Al Harbi menyelamatkan 16 TKI yang terpencil antara Riyadh dan Mekkah saat sedang melintas.

Para TKI tersebut mengaku ditipu dan ditinggalkan di gurun pasir tersebut setelah dijanjikan pekerjaan dengan gaji besar di Mekkah oleh penyelundup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com