Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dasi Kuning Bergambar Tweety ala Ketua Komisi III Baru

Kompas.com - 11/10/2013, 16:50 WIB
Haryo Damardono

Penulis


KOMPAS.com - Seekor burung tweety, karakter kartun Warner Bros, dicetak pada sebuah dasi kuning. Itulah dasi yang melengkapi jas hitam kader Partai Demokrat, Pieter Zulkifli, Selasa (8/10), di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta. Pieter secara aklamasi dipilih oleh anggota Komisi III DPR sebagai Ketua.

Rapat pemilihan dan penetapan berlangsung lancar dan damai sesuai harapan Wakil Ketua DPR Pramono Anung. ”Dasinya sudah berwarna kuning. Semoga pertanda baik,” canda Pramono sebelum membuka rapat. Minggu lalu, Ruhut Sitompul ditolak menjadi Ketua Komisi III.

Dasi tweety milik Pieter memang menarik perhatian. Beberapa anggota Dewan menyentuh dasi Pieter sambil senyum-senyum. Pewarta foto tertarik mengabadikannya. Perempuan jurnalis mengerumuni Pieter menanyakan dasinya. Kata Pieter, dasi itu pemberian putrinya. Soal warna, Pieter tidak fanatik warna tertentu. Dia suka warna kuning, biru, dan lain-lain.

Tentu saja, tidak ada yang salah dengan dasi itu. Beberapa tokoh dan pejabat negara juga punya ciri khas masing-masing dalam berpakaian.

KOMPAS/Handining Dasi kuning bergambar Tweety.

Sampul buku Politik Bermartabat: Biografi IJ Kasimo terbitan Penerbit Buku Kompas (2011), misalnya, memperlihatkan ciri khas pahlawan nasional IJ Kasimo dalam berbusana. Kasimo kerap tampil dengan penutup kepala, belangkon.

Dalam sekapur sirih di buku itu, politisi senior Harry Tjan Silalahi bersaksi, ”(IJ Kasimo) meski dalam keseharian dan dalam acara resmi selalu berpenampilan dengan gaya Jawa, dia tidak Jawa minded. Ia selalu berbahasa Indonesia dengan bersih, tanpa campur-campur bahasa Jawa.”

Kisah lain tentang pakaian datang dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang kerap tampil bersahaja dengan baju putihnya. Kain yang dijahit menjadi pakaiannya, kata Jokowi, dibeli istrinya dari Pasar Klewer, Solo. Harga kain dan ongkos jahitnya tidak lebih dari Rp 80.000. ”Murah toh?” ujar Jokowi, dengan tawa khasnya ketika ditanya wartawan.

Sebuah pepatah Latin menyatakan, non vestimentum virum ornat, sed vir vestimentum, bukan pakaian yang membuat seseorang itu memiliki keutamaan, melainkan watak orang yang membuatnya pantas. Pepatah itu kerap memungkasi diskusi fashion, soal busana. Apalagi, pendapat konservatif memandang pakaian sebagai kulit sosial dan kebudayaan. Pakaian juga dinilai sebagai ekspresi dari identitas seseorang. Namun juga ada perkara pantas atau tidak terkait sehelai pakaian yang melekat di tubuh seseorang.

Baju batik yang dipakai Pramono saat memimpin rapat hari itu, jujur saja lebih terasa pantas. Saat itu, Pramono memakai baju batik merah, warna PDI-P. Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan dasi Pieter. Bukan pelanggaran apalagi kejahatan, tetapi bagaimana dengan kepantasan? Terlebih kini, Pieter Zulkifli memimpin Komisi III DPR, komisi bergengsi dengan tugas berat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap hukum. (HARYO DAMARDONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com