”Karena saya tahu, Kota Tanjung Pinang sebagai tanah gurindam dan kota pantun. Mohon maaf, pantun saya, apabila diukur dengan standar Tanjung Pinang, sangat bersahaja,” ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM itu.
Suami Herawati itu sebelumnya menyampaikan dua pantun saat membaca sambutannya. Di podium, ia memegang lembaran sambutan saat membaca pantun secara berurutan. ”Sirih dilipat dicampur pinang, sirih dibawa dari Melaka, balas kata selamat datang, dengan Bismillah pembuka kata,” ujarnya, yang disambut tepuk tangan riuh penonton acara pembukaan itu.
Empat pantun yang disampaikan Boediono membuat banyak orang gembira. Sejumlah pewarta dari Jakarta bersyukur sambutan Boediono tidak seperti sambutan Gubernur Kepulauan Riau M Sani.
Dalam sambutannya, Sani tidak hanya berkali-kali menyampaikan pantun. Hampir setiap kalimat dari 15 menit sambutannya berisi kata kiasan. (RAZ)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.