Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu, Menhan Minta TNI Tak Terlibat Politik Praktis

Kompas.com - 01/10/2013, 15:02 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, perwira TNI harus memahami kondisi politik menjelang Pemilu 2014. Namun, ia meminta TNI tidak terlibat dalam politik praktis. 

"Perwira TNI perlu memahami (kondisi) politik negara tanpa terlibat dalam politik praktis, kecuali sudah pensiun. Sudah lepas masa tugasnya," kata Purnomo, dalam acara temu generasi perwira, di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Dalam acara tersebut hadir para petinggi TNI, seperti Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio, dan Kepala Staf Angkatan Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Ida Bagus Putu. Hadir pula para pensiunan TNI, seperti mantan Panglima TNI Laksamana (Purn) Widodo A.S dan mantan KSAD Jenderal (Purn) Wismoyo Aris Munandar.

Purnomo menjelaskan, demokrasi bukanlah barang baru dalam politik Indonesia. Ia mengungkapkan, Indonesia pernah mengalami fase demokrasi di masa lalu, seperti demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, hingga demokrasi yang diterapkan usai tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998.

Menurut Purnomo, proses demokratisasi di Indonesia sudah berjalan pada arah yang benar. Meski demikian, proses tersebut belum mencapai garis akhir.

"Demokratisasi di Indonesia masih berjalan dan sedang mengalami adjusment (penyesuaian). Yang baik kita teruskan. Yang tidak baik kita tinggalkan," katanya.

Purnomo juga sempat menyinggung soal hubungan sipil-militer di Indonesia. Mengacu pada teori yang dikembangkan oleh ilmuwan politik AS, Samuel Huntington, ia menjelaskan, ada dua model hubungan sipil dan militer. Pertama adalah kontrol sipil subjektif (subjective civilian control) yang mana peran militer diminimalkan, sementara peran sipil dimaksimalkan. Kedua adalah kontrol sipil objektif (objective civilian control) yang mana porsi sipil dan militer seimbang, tapi militer bertindak profesional.

"Saya suka yang kedua ini," kata Purnomo.

Dalam membangun hubungan sipil-militer yang sehat, Purnomo menegaskan bahwa militer tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik praktis. TNI, menurutnya, tetap dibutuhkan untuk menjaga pertahanan sekaligus memiliki tugas-tugas baru seperti terlibat dalam operasi perdamaian di negara-negara konflik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

Nasional
Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Nasional
Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com