Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Anggaran Tes Keperawanan Akal-akalan Pemda

Kompas.com - 21/08/2013, 13:46 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW Febri Hendri menduga, wacana penggunaan Anggaran Pendidikan Belanja Daerah (APBD) untuk tes keperawanan yang dilontarkan Dinas Pendidikan Prabumulih, Sumatera Selatan, mengada-ada. Hal ini, menurutnya, karena besarnya anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen di setiap daerah sehingga "memaksa" para pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menghabiskan anggaran tersebut.

"Tes (keperawanan) ini terlalu mengada-ada. Untuk menghabiskan anggaran karena saking banyaknya dana sehingga menyelenggaran kegiatan-kegiatan yang tidak relevan (dengan hal akademis)," ujarnya, saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Ia menyarankan, seharusnya pejabat Pemda mengadakan kegiatan-kegiatan yang relevan dengan dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu, bukannya mengadakan kegiatan yang tidak jelas. Menurutnya, anggaran tersebut seharusnya digunakan untuk meningkatkan mutu guru, membangun sarana dan prasarana, serta meningkatkan akses pendidikan kepada masyarakat yang tidak mampu.

Hal senada juga diungkapkan peneliti ICW lainnya, Siti Juliantari. Ia menilai, APBD seharusnya digunakan untuk memeratakan pendidikan dan bukan digunakan untuk kegiatan yang tidak berdasar, dan bertentangan dengan UU Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Tidak hanya itu, menurut Siti, anggaran untuk tes keperawanan tersebut berpotensi adanya korupsi mengingat banyak sekali keluhan masyarakat terkait penyimpangan anggaran di bidang pendidikan, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bermasalah hampir di seluruh kabupaten.

"Kami khawatir anggaran untuk tes tersebut menjadi akal-akalan Pemda untuk dikorupsi," katanya.

Oleh karena itu, ICW bersama Koalisi Pendidikan menolak keras penyelenggaraan tes keperawanan yang diwacanakan oleh Dinas Pendidikan Prabumulih, Sumatera Selatan. Apabila tes ini tetap dilanjutkan, ICW mendesak transparansi dan akuntabilitas anggaran yang dipakai untuk tes tersebut.

"Kami meminta wacana-wacana semacam ini tak dimunculkan. Bila tetap diteruskan, kami mendesak adanya transparansi anggaran," kata Febri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com