Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Polisi Diduga Terkait Kelompok Teroris

Kompas.com - 07/08/2013, 15:25 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat terorisme, Al-Chaidar, menduga kuat adanya jaringan teroris berada di balik penembakan anggota Binmas Polsek Cilandak, Aiptu Dwiyatna. Dalam beberapa tahun belakangan, target teror terus menyasar kepada aparat berbaju coklat itu.

"Ya, kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok teroris," ujar Al-Chaidar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/8/2013).

Dia menjelaskan, kelompok teroris ini menyerang polisi yang sedang lengah atau ketika ada kesempatan. Penyerangan dilakukan saat Dwiyatna hendak berangkat dari kediamannya di Pamulang, Tangerang Selatan, untuk bertugas.

Dwiyatna saat itu juga mengenakan seragam kepolisian. Selain itu, penembakan diduga tak terkait kasus perampokan sebab tidak ada harta benda Dwiyatna yang hilang.

"Dugaan saya kuat itu kenapa dilakukan kelompok teror karena ini polisi yang terlihat sedang bertugas. Kalau di rumah atau di warung atau di tempat, kemungkinan ini masalah pribadi. Jadi, mereka hanya melihat peluang yang mudah," terangnya.

Penembakan polisi pada bulan puasa juga pernah terjadi di Solo, Jawa Tengah, pada tahun lalu. Pelaku teror menewaskan anggota Polsek Singosaren, Bripka Dwi Data, yang sedang bertugas di pos polisi. Polisi dijadikan target karena selama ini telah menangkap sejumlah teroris. Tak jarang pula penangkapan pelaku teror diwarnai aksi baku tembak.

Al-Chaidar juga menduga peristiwa ini terkait penembakan anggota Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono, oleh orang tak dikenal di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, pukul 04.30 WIB, pada 27 Juli 2013 lalu. Beruntung, Patah selamat dari penembakan itu.

Seperti diberitakan, Aiptu Dwiyatna tewas setelah timah panas menerjang sisi kanan bagian belakang kepalanya di Jalan Otista, 4 kilometer dari rumahnya, dan 200 meter jelang Masjid Raya Lebak Bulus, Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 05.00. Saat ini pelaku masih misterius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com