Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Beda di Indonesia, Bagaimana di Luar Negeri?

Kompas.com - 06/08/2013, 15:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Di Indonesia, kerap terjadi silang pendapat terkait waktu pelaksanaan ibadah puasa dan penentuan hari raya Idul Fitri. Tahun ini, perbedaan itu kembali terjadi. Bagaimana di negara lain?

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Iman menilai sangat jarang terjadi perbedaan waktu jatuhnya Ramadhan dan Idul Fitri di negara-negara mayoritas Islam. Mereka pada umumnya kompak untuk melaksanakan ibadah puasa dan ber-Lebaran pada hari yang sama.

"Di negara lain tidak ada itu puasa dan Lebaran waktunya berlainan," ujar Ma'ruf saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2013).

Menurutnya, tidak adanya perbedaan tersebut bukan karena umat Islam di negara lain tidak terbagi ke dalam berbagai kelompok. Hal ini disebabkan kelompok-kelompok Islam di sana selalu taat dengan keputusan yang telah ditetapkan pemerintah.

"Jadi, di negara-negara Islam atau mayoritas Islam lain itu, kalau pemerintah sudah menetapkan (jatuhnya waktu Ramadhan dan Idul Fitri), selesai sudah. Tidak ada lagi pebedaan," Jelas Ma'ruf.

Ma'ruf berpendapat, perbedaan yang kerap terjadi di Indonesia, salah satu faktor utamanya adalah karena demokrasi yang sering disalahartikan oleh berbagai pihak. Dengan dalil demokrasi, menurutnya, banyak kalangan yang bertindak semaunya, termasuk dalam menetapkan jatuhnya Ramadhan dan Lebaran.

"Kalau di Indonesia susah mau diatur seperti itu. Ada yang bawa-bawa dalil reformasi, kebebasan, hak asasi. Jadinya di sini boleh berbeda," tutur Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com