Polri hingga kini masih menyelidiki jenis bahan peledak dan keterangan saksi, untuk mengungkap pelaku aksi peledakan dua buah bom tersebut.
"Ini memang bom rakitan. Pelaku sedang kita kejar, melalui penyelidikan di tempat kejadian, penyelidikan tentang bom, dan rangkaian bahan peledaknya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, saat dijumpai di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Senin (5/8/2013).
Selain itu, Boy mengatakan, penyelidikan untuk mengungkap pelaku juga dilakukan dengan memeriksakan saksi-saksi kejadian.
Terkait "pesan" pelaku yang tertangkap CCTV bertuliskan "Kami Menjawab Jeritan Rohingya", Polri belum bisa mengungkap identitas pelaku peletak dua bom tersebut atau dari jaringan teror mana pelaku tersebut berasal.
Namun, Boy mengatakan pelaku peledakan berjumlah lebih dari satu orang. "Yang jelas pelakunya lebih dari satu," ujar Boy.
Meski aktivitas pelaku yang menyusup ke wihara tertangkap CCTV, Boy belum bisa memastikan polisi bisa dengan cepat menangkap tersangka pelaku.
Menurutnya, pelaku kemungkinan besar berpindah lokasi setelah melakukan aksinya.
"Pelakunya ini manusia, dia bergerak ke mana-mana. Nah, itu dia, pergerakan ke mana-mana ini yang lagi dipikirkan," ujar Boy.
Sebelumnya, satu paket bom diletakkan pelaku di pintu masuk wihara dan satu lagi di belakang patung Buddha Maitreya.
Dari kedua paket tersebut, hanya satu yang meledak, yaitu bom yang diletakkan di pintu masuk.
Sementara yang terletak di belakang patung tidak meledak dan hanya mengeluarkan asap.
Ledakan bom berdaya ledak rendah itu menyebabkan tiga orang yang berada di lokasi mengalami luka ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.