Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Agama: Konflik Antaragama Wajar, yang Tak Wajar "Tukang Kompor"...

Kompas.com - 17/07/2013, 08:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma Ali menilai wajar masih menjamurnya konflik-konflik antaragama yang terjadi di Tanah Air. Menurutnya, konflik adalah sifat lahiriah manusia yang diliputi amarah. Meski demikian, ia tetap melihat tingkat toleransi antarumat beragama di Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.

"Saya bilang itu wajar karena fitrah manusia. Manusia diciptakan Allah termasuk di dalamnya sifat amarah. Tetapi, amarah itu diatur oleh agama, yang mengajak kita untuk sabar dan tidak cepat marah apalagi menyakiti orang. Oleh undang-undang juga diatur (soal kebebasan beragama),” ujar Suryadharma di Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Saat ini, konflik antaragama masih terus terjadi di Indonesia, misalnya antar Syiah-Sunni di Sampang yang bermula dari persoalan keluarga, masalah izin tempat beribadah di GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, hingga persoalan sweeping yang dilakukan sejumlah organisasi massa. Menurut Suryadharma, tidak ada negara yang tidak terlibat konflik antaraagama.

"Coba tunjukkan kepada saya negara yang paling maju dan masyarakatnya yang paling beradab didunia ini, di mana? Ayo tunjukkan negara yang tidak ada konflik sedikitpun. Tidak ada!" kata Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan ini.

Oleh karena itu, ia menyebutkan, konflik antaragama di Indonesia masih dalam tahap wajar. Menurutnya, yang tidak wajar adalah provokator yang sengaja ingin mengganggu keharmonisan hubungan antarumat.

"Konflik itu wajar selama manusia dilengkapi sifat amarah. Yang menjadi tidak wajar itu adalah 'tukang kipas', 'tukang kompor'," ujarnya.

Ia kembali menekankan, Indonesia adalah negara dengan tingkat toleransi antarumat beragama yang paling tinggi dibandingkan negara-negara lain. Ia mencontohkan, Presiden dan Wakil Presiden yang beragama Islam selalu menyempatkan diri ikut dalam perayaan Natal bagi umat Kristen, begitu juga dengan perayaan hari besar agama Buddha, Hindu, dan Konghucu.

"Nah sekarang tunjukkan kepada saya negara mana yang seperti itu, seperti Indonesia? Itulah mengapa saya sebut Indonesia adalah negara yang terbaik di dunia dalam toleransi beragama. Coba lihat apakah Amerika seperti itu?" kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com