Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Wanita yang Diburu Anggota DPR

Kompas.com - 09/07/2013, 22:00 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Maureen Situmorang, yang diduga membawa kabur sejumlah uang milik atasannya, merupakan asisten pribadi anggota Komisi IV DPR, Jafar Nainggolan. Informasi itu diperoleh setelah Jafar memberikan konfirmasinya pada Selasa (9/7/2013) malam.

Jafar menjelaskan, Maureen mengambil uang miliknya dengan cara memalsukan tanda tangan. Tindakan nekat itu dilakukan oleh Maureen sekitar dua pekan lalu. "Iya betul. Saya tempel informasinya siapa tahu dia datang lagi ke kantor, jadi bisa waspada atau diamankan," kata Jafar.

Politisi Partai Demokrat ini enggan menyebut jumlah uang yang dibawa kabur oleh Maureen. Meski begitu, ia mengaku telah melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian. Jafar menjelaskan, Maureen telah bekerja sebagai asisten pribadinya sejak tiga tahun lalu setelah dikenalkan oleh salah satu kerabatnya.

Saat ini, kata Jafar, Maureen masih berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana di sebuah universitas swasta di Jakarta Barat. Jafar sempat melakukan konfirmasi ke kampusnya, tapi hasilnya nihil karena ada perbedaan data. Ia menduga, Maureen berani berbuat nekat karena terdesak kebutuhan ekonomi.

Beberapa waktu lalu, Maureen sempat bercerita mengenai kondisi orangtuanya yang sakit dan berencana menjual rumah pribadinya di Bekasi, Jawa Barat. "Dia ini nekat, kalau perlu uang, caranya jangan begitu," ujar Jafar.

Informasi tentang Maureen yang diduga membawa kabur uang atasannya diperoleh dari sebuah kertas yang memuat foto Maureen dan tertempel di sebuah kaca di pintu masuk Gedung Nusantara I, Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta.

Kata "DICARI" yang tertulis di kertas tersebut mempertegas bahwa Maureen tengah diburu. Maureen diketahui lahir pada 20 Oktober 1981 dan berdomisili di Bekasi. Dari keterangan yang tertulis di kertas itu, Maureen diduga membawa kabur sejumlah uang setelah memalsukan tanda tangan atasannya.

"Bagi yang menemukan, dimohon untuk menangkap dan menyerhakan kepada Pamdal DPR RI, atau petugas kepolisian," begitu kalimat yang dikutip dari kertas yang ditempel sejak Selasa (9/7/2013) siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com