Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

250 Dinamit Hilang, 12 Saksi Diperiksa

Kompas.com - 28/06/2013, 23:33 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepolisian telah memeriksa 12 saksi terkait hilangnya 250 dinamit yang akan dikirimkan ke Bogor, Jawa Barat dari Subang. Penyelidikan ini melibatkan jajaran Polres, Polda, hingga Mabes Polri yang tergabung dalam tim khusus.

"Sampai saat ini ada 12 saksi didengar keterangannya oleh penyidik. Keterangan saksi ini masih kita dalami," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2013).

Waktu dan lokasi hilangnya bahan peledak itu hingga kini masih menjadi tanda tanya. Boy menjelaskan, iring-iringan truk yang membawa dinamit itu sempat berhenti sebanyak lima kali. Truk berangkat dari gudang bahan peledak PT MNK Subang, Rabu (26/6/2013). Dinamit hendak dikirimkan ke lokasi tambang PT Batusarana Persada di Desa Rengas Jajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Dalam perjalanannya truk sempat berhenti di Marunda, Jakarta Utara. Empat truk tersebut mengangkut bahan peledak lainnya dengan jenis amonium nitrat sebanyak 30.000 kilogram, dinamit 2.000 kilogram, dan detonator listrik sebanyak 4.000 unit.

Kemudian, pada Kamis (27/66/2013), dua dus seberat 50 kilogram berisi 250 dinamit itu diketahui hilang setelah tiba di Bogor. Terpal penutup truk sudah robek. "Yang dicuri truk bermuatan dinamit yang posisinya paling belakang, yaitu dengan cara merobek kanvas penutup truk bagian belakang mengunakan sanjata tajam. Ada sobekan lebih dari 1 meter," terang Boy.

Boy mengatakan, dugaan keterlibatan pihak orang dalam juga tengah diselidiki. Saat ini tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri juga dikerahkan untuk menelusuri kaitan pencurian dengan kelompok teror. Kepolisian berharap para saksi terbuka memberi keterangan.

"Kita berharap, hasil pemeriksaan memberikan petunjuk di mana lokasi pencurian itu," katanya. Untuk diketahui, dinamit tersebut merupakan salah satu bahan peledak yang digunakan untuk pekerjaan pertambangan. Dinamit dapat membahayakan orang lain jika dipergunakan untuk suatu hal negatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com