Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Belum Temukan Unsur Kelalaian Kecelakaan Freeport

Kompas.com - 12/06/2013, 18:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim gabungan masih melakukan investigasi mendalam terhadap kasus runtuhnya terowongan bawah tanah Big Gossan Mil 74, PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Papua. Tim gabungan itu di antaranya dari PT Freeport, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan tim independen dari Institut Teknologi Bandung.

"Sekarang masuk ke pemeriksaan yang lebih detail lagi untuk mengetahui penyebabnya," ujar Kapolda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2013).

Sebelumnya, lebih dari 10 saksi telah diperiksa. Menurut Tito, pemeriksaan lebih rinci itu nantinya mengungkap penyebab runtuhnya terowongan bawah tanah itu. Hasil pemeriksaan sementara, lanjut Tito, disebabkan bencana alam. "Kita lihat apa ada unsur kelalaian atau unsur kesengajaan. Sementara tidak ada, lebih banyak ke arahnya ke alam. Tapi, nanti kan masih belum selesai ini," terangnya.

Seperti diketahui, kecelakaan terjadi pada Selasa (16/5/2013). Sebanyak 28 orang yang sedang mengikuti pelatihan di ruang kelas 11 QMS dalam terowongan itu tewas dan 10 orang selamat mengalami luka berat dan ringan. Korban luka dirawat di rumah sakit Premier Bintaro, Tangerang. Selain peristiwa itu, satu pekerja, Herman, juga tewas tertimbun lumpur basah di Deep Ore Zone (DOZ) di area pertambangan PT Freeport Indonesia, Jumat (31/5/2013).

Herman sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong. Insiden itu bukan kelanjutan dari runtuhnya kawasan tambang di Big Gossan. Saat ini, kepolisian juga masih melakukan investigasi tertimbunnya Herman oleh lumpur basah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

    Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

    Nasional
    Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

    Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

    Nasional
    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

    Nasional
    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

    Nasional
    Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

    Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

    Nasional
    Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

    Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

    Nasional
    BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

    BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

    Nasional
    Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

    Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

    Nasional
    Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

    Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

    Nasional
    PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

    PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

    Nasional
    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Nasional
    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Nasional
    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Nasional
    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com