Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Main di Dua Kaki

Kompas.com - 07/06/2013, 10:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera diminta tidak lagi ”bermain di dua kaki” dalam menyikapi rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Sebagai anggota Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintah, PKS seharusnya mendukung kebijakan pemerintah.

Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan hal tersebut di Jakarta, Kamis (6/6). ”Kepentingan politik sesaat yang dimainkan PKS hendaknya segera dihentikan, kepentingan besar bangsa harus dikedepankan. Apalagi, (kebijakan kenaikan harga BBM) ini sudah keputusan mayoritas koalisi sehingga janganlah dalam isu BBM ini (PKS) berkaki dua,” kata Didi.

Dalam rapat Sekretariat Gabungan Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintah yang dipimpin Wakil Presiden Boediono di rumah dinasnya, Selasa malam, koalisi partai politik mendukung kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.

Hadir dalam rapat itu para petinggi partai anggota koalisi, kecuali dari PKS yang sejak awal menolak rencana kenaikan harga BBM tersebut. Selain Partai Demokrat dan PKS, Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintah beranggotakan PAN, Partai Golkar, PKB, dan PPP.

Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf, Rabu, mengatakan, ”Apa yang dilakukan PKS sekarang ini pasti untuk pengalihan kasus impor daging (yang diduga melibatkan mantan presiden partai itu, Luthfi Hasan Ishaaq).”

Jika sudah tak sejalan, Nurhayati mempersilakan PKS mundur dari koalisi. Didi juga meminta PKS bersikap kesatria dengan menarik semua menterinya dan segera keluar dari koalisi.

Berbeda dengan sikap PKS, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, yang juga anggota Majelis Syura PKS, mengatakan akan terus menyosialisasikan rencana kenaikan harga BBM. Sebagai menteri, ia harus mendukung program pemerintah, apalagi dirinya juga sekretaris tim sosialisasi penyesuaian harga BBM. Penolakan partainya tersebut, menurut dia, juga belum final.

Namun, kata Juru Bicara Ekonomi sekaligus Ketua Departemen Pembiayaan dan Investasi DPP PKS Andi Rahmat, keputusan menolak rencana kenaikan harga BBM sudah final di DPP PKS. Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid secara terpisah mengatakan, alasan penolakan PKS adalah karena kebijakan itu membebani rakyat sekaligus tidak menyelesaikan akar masalah energi di Indonesia.

Sekretaris Fraksi PKS di DPR Abdul Hakim juga menyatakan, sikap partainya merupakan bagian dari respons terhadap kepentingan rakyat. ”Kalau untuk rakyat, PKS sangat responsif. Kami ingin selalu dekat dengan masyarakat,” ujarnya membantah tudingan Nurhayati.

Selain tidak menghadiri rapat Sekretariat Gabungan, Selasa malam, PKS juga memasang spanduk di sejumlah tempat yang menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.

Didi mendesak PKS menurunkan spanduk-spanduk yang dinilai provokatif tersebut. Menurut dia, spanduk-spanduk itu hanya memperkeruh situasi dan dapat membuat bingung publik.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha berujar, ”Ini bukan saat yang baik untuk melakukan provokasi politik dalam hal sosialisasi kenaikan harga BBM.”

Direktur Pol-Tracking Institute Hanta Yuda menilai, elite partai politik yang tergabung dalam koalisi senang memainkan politik dua kaki. Ia pun menilai, spanduk PKS tersebut merupakan bentuk pencitraan. ”Kalau memang konsisten, PKS seharusnya keluar dari koalisi jika tidak setuju dengan kebijakan pemerintah,” katanya.(ato/why/iam/nwo/lok/osa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Nasional
    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Nasional
    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Nasional
    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Nasional
    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Nasional
    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Nasional
    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Nasional
    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Nasional
    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Nasional
    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    Nasional
    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Nasional
    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Nasional
    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Nasional
    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com