Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Terduga Teroris Terkait Santoso

Kompas.com - 09/05/2013, 14:29 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri melumpuhkan 20 terduga teroris di sejumlah lokasi. Mereka diduga terkait jaringan teroris Santoso yang saat ini masih buron.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, dugaan keterkaitan dengan Santoso dilihat dari hasil penyelidikan terduga teroris Abu Roban alias Untung.

"Dari penelusuran Abu Roban, mereka tetap terkait dengan Santoso dari Poso yang saat ini masih DPO," kata Boy Rafly di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (99/5/2013).

Santoso disebut pernah memimpin pelatihan militer di Poso. Dia juga diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror, termasuk dalam aksi penembakan tiga anggota polisi di BCA di Palu, 25 Mei 2011.

Sementara itu, Abu Roban tewas saat penangkapan di Desa Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/5/2013). Dia diduga sebagai pemimpin 19 terduga teroris yang ditangkap di sejumlah tempat dan pimpinan halaqoh Ciledug. Santoso diduga terlibat dalam pendanaan aksi teror di Poso, Sulawesi Tengah.

Abu Roban dan Sugiyanto sebelumnya terlibat dalam perampokan toko emas di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu dan perampokan di Bank DKI. Hasil perampokan itu untuk mendanai aksi terorisme atau fa'i. Abu Roban juga terkait kelompok Abu Omar, pemasok senjata dari Filipina.

Boy mengatakan belum menemukan keterkaitan antara kelompok Abu Roban dan dua terduga teroris yang ditangkap di Mampang. "Kami masih mendalami keterkaitan mereka. Ini masih akan kami cek terkait kegiatan kejahatannya," kata Boy.

Sebelumnya, Densus 88 melakukan penangkapan di sejumlah lokasi sejak Selasa (7/5/2013). Lokasi tersebut antara lain Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Batang, dan Kendal, serta terakhir di Kebumen. Total terduga teroris yang dilumpuhkan sebanyak 20 orang. Tujuh orang di antaranya tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com