Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan di AS Tak Soal, Hasil Lebih Penting

Kompas.com - 23/04/2013, 22:04 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR yang vokal dalam kasus skandal Bank Century, Bambang Soesatyo, Selasa (23/4/2013), tak mempersoalkan jika pada akhirnya Komisi Pemberantasan Korupsi harus memeriksa mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati di Washington DC, Amerika Serikat.

"Meskipun menimbulkan pro-kontra kenapa KPK yang berangkat ke AS, dan bukan Sri Mulyani yang kembali ke Tanah Air untuk diperiksa, buat saya tidak persoalan. Namun, menurut saya, yang jauh lebih penting adalah substansi dari hasil pemeriksaan Sri Mulyani itu sendiri. Tempat, tidak usahlah dipertanyakan lagi," kata Bambang, Selasa malam ini.

Menurut Bambang, proses dan substansi dari hasil pemeriksaan Sri Mulyani oleh KPK di era kepemimpinan Abraham Samad tak perlu diragukan. "Kalau dulu, waktu Sri Mulyani diperiksa KPK di kantornya, tetapi bukan di era kepemimpinan Abraham Samad seperti sekarang ini, tentu kita bisa mempertanyakan. Tetapi, kalau sekarang, kita tahu siapa Abraham Samad," jelasnya.

Bambang berharap tim penyidik KPK yang berangkat ke AS itu mampu mengungkap tabir kelam dari kejujuran Sri Mulyani mengungkap latar belakang dan peranan masing-masing pihak mengapa bank yang tidak layak atau tidak memenuhi syarat menerima kredit itu akhirnya malah di-bail out.

"Apakah benar penyelamatan Bank Century itu sebagai langkah penyelamatan ekonomi Indonesia, dan bukan menyelamatkan dana para nasabah yang ada di bank tersebut. Lalu, kita juga berharap tim penyidik KPK memperdalam adanya tiga surat Sri Mulyani yang ditujukan kepada Presiden SBY terkait rencana penyelamatan dan laporan soal Bank Century," paparnya lagi.

Terkait pemeriksaan Sri Mulyani, lanjut Bambang lagi, diperkirakan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap mantan Kepala Badan Analisis Fiskal Anggito Abimanyu yang pernah diperiksa KPK. "Menurut Anggito, sebagai pejabat pada waktu itu, dia tidak melihat adanya potensi dampak ekonomi yang sistemik seperti yang dikhawatirkan Bank Indonesia apabila Bank Century ditutup oleh pemerintah, dan bank itu sendiri, menurut Anggito, sebenarnya tidak perlu di-bail out," ujarnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com