Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tersangka, Maria Bantah Terlibat Kasus Impor Daging Sapi

Kompas.com - 19/04/2013, 17:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elisabeth Liman melalui pengacaranya, Denny Kailimang, mengaku keberatan atas penetapan dirinya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi kepengurusan rekomendasi kuota impor daging sapi. Maria membantah terlibat memberi hadiah atau janji kepada mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq.

"Ibu Maria tentu tidak dapat menerima karena dia menganggap dia tidak bersalah," kata Kailimang, Jumat (19/4/2013).

Maria juga membantah disebut sebagai orang yang memprakarsai pertemuan di Hotel Arya Duta Medan sebelum penetapan tersangka Luthfi. Pertemuan itu diikuti oleh Luthfi, Maria, dan Menteri Pertanian Suswono.

"Pertemuan ini inisiatif dari Elda dan Ahmad Fathanah untuk memberikan masukan. Dia (Maria) sebagai pengusaha kan mengetahui, jadi ada data sehingga tidak terjadi krisis daging. Jadi, dia beri masukan-masukan ke pemerintah," kata Kailimang.

KPK menetapkan Maria sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi kepengurusan rekomendasi kuota impor daging sapi. Maria diduga sebagai pemberi hadiah atau janji kepada Luthfi dan orang dekat Luthfi, Ahmad Fathanah.

Penetapan Maria sebagai tersangka merupakan hasil pengembangan penyidikan kasus rekomendasi kuota impor daging sapi yang menjerat Luthfi, Fathanah, serta dua direktur PT Indoguna, yakni Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi. KPK memutuskan penetapan Maria sebagai tersangka dalam gelar perkara awal pekan ini.

Sebelum ditetapkan KPK sebagai tersangka, Maria sudah lebih dari tiga kali diperiksa KPK sebagai saksi. Nama Maria disebut ikut dalam pertemuan di Hotel Arya Duta Medan. Menurut pengacara Luthfi, M Assegaf, beberapa waktu lalu, dalam pertemuan itu, Maria selaku perwakilan pengusaha impor daging menyampaikan sejumlah data kepada Mentan.

Assegaf membantah ada kesepakatan soal impor daging sapi antara Mentan, Luthfi, dan Maria dalam pertemuan di Medan itu. Menurut Assegaf, dalam pertemuan itu, Mentan dan pengusaha hanya mencocokkan data peredaran daging versi masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com