Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Larang Kader PKBIB "Lompat" ke PKB dan PKS

Kompas.com - 16/04/2013, 15:42 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) mengizinkan kadernya untuk bergabung dan menjadi calon legislatif dari partai politik lain yang lolos menjadi peserta pemilu 2014. Namun, ada dua parpol yang tidak diizinkan dipilih sebagai tempat berlabuh.

"Kami sudah buat garis, rambu-rambu, yang penting tidak ke PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera)," kata Ketua Umum DPP PKBIB Yenny Wahid, saat jumpa pers di Kantor PKBIB di Jakarta, Selasa ( 16/4/2013 ).

Seperti diketahui, Yenny memang sudah lama berkonflik dengan para pengurus PKB setelah ayahnya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dilengserkan dari jabatan Ketua Umum Dewan Syura PKB dalam Muktamar Luar Biasa di Ancol, Jakarta.

Lalu, kenapa PKS masuk daftar hitam PKBIB? Yenny menyebutkan keputusan itu berhubungan dengan visi dan misi politik kebangsaan PKBIB.

"Yang kami perjuangkan salah satunya kepentingan umat Islam Ahlusunah Waljamaah. Sehingga dalam hal itu menjadi ada batasan-batasan dalam wadah politik yang bisa diambil kader kami. Partai-partai yang tidak mengusung ideologi politik berbasis Ahlusunah Waljamaah tidak jadi pilihan politik bagi kami. Kalau PKB jelas kan (kenapa dilarang)? Mau dijelasin juga?" kata Yenny, disambut tawa para wartawan.

Menurut Yenny, para kadernya sudah ada yang pindah ke Demokrat, PPP, Gerindra, Golkar, Hanura dan lainnya. Mereka akan maju sebagai caleg DPR, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten/Kota. Bahkan, kata dia, ada yang mendapat jabatan di kepengurusan.

"Prinsip yang kami anut saat ini adalah kami tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana. Ini prinsip NU. Pada saat ini alat perjuangan bermacam ragam, tidak satu warna saja. Bahwa gerbong kami, gerbong pengikut Gus Dur masih utuh," pungkas Yenny.

Seperti diberitakan, Yenny menolak tawaran bergabung dengan Demokrat. Tawaran itu disampaikan oleh Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah ditawari, Yenny diminta ibundanya, Sinta Nuriya Wahid untuk berkonsultasi dengan sembilan kiyai NU. Dalam konsultasi itu, mereka meminta Yenny tetap berada di luar pemerintahan.

Namun, meski Yenny tak jadi bergabung dengan Demokrat, ada 11 pengikutnya yang tetap menjadi caleg melalui partai itu.

"Ada 11 orang yang dibawa Mbak Yenny tetap menjadi bakal caleg Partai Demokrat. Mereka tersebar untuk daerah pemilihan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta," ujar Ketua Satgas Penjaringan Caleg DPR Partai Demokrat Suaidi Marasabessy, saat dihubungi, Selasa (16/4/2013).

Suaidi mengatakan, salah satu di antaranya Sekretaris Jenderal Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Imron Rosyadi Hamid. Sementara yang lainnya adalah tokoh agama.

"Sekjen (PKBIB) Imron tetap. Dia jadi caleg di dapil Jawa Timur I," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com