JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah pernyataan Staf Khusus Presiden, Heru Lelono, yang mengatakan pertemuan antara Prabowo Subianto dan Presiden SBY sebagai inisiatif Prabowo.
"Pernyataan itu tidak benar," kata Fadli, Jumat (15/3/2013). Ia mengatakan, undangan datang dari Presiden SBY melalui Mensesneg Sudi Silalahi. "Pak Sudi menelepon saya Sabtu malam, 9 Maret. Ia mengundang Pak Prabowo untuk bertemu Presiden," kata Fadli.
"Saya telpon Pak Prabowo dan menanyakan kapan waktunya. Prabowo waktu itu sudah terjadwal kampanye di NTT pada Senin dan Selasa, 11-12 Maret. Namun, Prabowo menyampaikan jika Presiden menentukan waktunya, maka akan menyesuaikan," jelas Fadli lagi.
Pada hari Minggu, Pak Sudi menelepon Fadli kembali, menyampaikan bahwa Presiden mengagendakan Senin, 11 Maret jam 15.30. Hal ini disampaikan kepada Prabowo dan akhirnya membatalkan acara Senin ke Kupang.
"Saya tak tahu motif Heru Lelono mengatakan itu di berbagai media," kata Fadli. Ia mengatakan, sangat disayangkan untuk hal kecil dan teknis saja Heru Lelono bisa salah dan memutar fakta. Bagaimana untuk masalah yang lebih besar.
Ia menegaskan, wajar kalau Presiden membuka diri kepada semua kelompok masyarakat, termasuk dari kalangan ormas Islam, purnawirawan, atau kelompok politik lain. "Jangan hanya dapat masukan dari staf yang ABS (asal bapak senang)," kata Fadli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.