Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecah PDI-P dan Gerindra untuk Jegal Jokowi-Basuki

Kompas.com - 26/09/2012, 13:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Martin Hutabarat, menilai upaya menghadang pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama terus terjadi meskipun berhasil memenangi putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Terakhir, kata Martin, upaya memecah kerja sama Partai Gerindra dan PDI Perjuangan agar Jokowi-Basuki gagal ketika memimpin Jakarta nantinya.

"Kan banyak orang yang berusaha menjegal Jokowi-Basuki menang dengan segala macam cara. Kita harus waspadai, jangan sampai ada yang ingin menjegal Jokowi-Basuki berhasil di DKI. Ini belum dilantik sudah heboh," kata Martin di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/9/2012).

Hal itu dikatakan Martin menyikapi pernyataan para elite PDI-P yang akan mengevaluasi kerja sama politik dengan Partai Gerindra. (Baca: PDI-P Merasa Dimanfaatkan untuk Pencitraan Prabowo).

Pernyataan PDI-P ini menyusul hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bahwa Partai Gerindra dan Prabowo Subianto lebih diuntungkan dalam Pilkada DKI Jakarta.

Martin mengatakan, Jokowi-Basuki hanya didukung dua parpol atau hanya sekitar 15 persen kursi di DPRD DKI Jakarta. Dengan demikian, kata dia, pasangan itu harus berhadapan dengan mayoritas DPRD.

"Jadi harus dijaga betul. Bayangkan hanya dua parpol yang dukung. Kalau pecah, selesailah," ucapnya.

Martin mengingatkan, hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei selama ini yang selalu menempatkan elektabilitas Prabowo dan Megawati Soekarnoputri di urutan teratas. Keduanya, kata dia, hanya bertukar-tukar posisi. Jika Prabowo kini berada di urutan teratas, kata dia, hal itu biasa.

"Saya yakin tak ada terbersit sedikit pun di pikiran Ibu Mega dan Pak Prabowo bahwa mencalonkan Jokowi-Basuki untuk mendapatkan popularitas. Yang ada hanya ingin membuat perubahan di Jakarta," ujar Martin.

Seperti diketahui, pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama diusung oleh PDI Perjuangan dan Gerindra. Pasangan ini berhasil mengalahkan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang notabene didukung partai-partai besar dan menguasai mayoritas DPRD DKI Jakarta.

Berita terkait dinamika kedua partai dapat diikuti dalam topik "Ada Apa dengan PDI-P dan Gerindra?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com