Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abraham: Ada Mafia Kelola Impor Bahan Makanan

Kompas.com - 19/09/2012, 21:28 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengatakan adanya jaringan mafia yang bermain dalam tata kelola impor bahan makanan selama ini. Akibatnya, masyarakat dibanjiri barang-barang impor yang belum tentu dibutuhkan.

"Hasil penelusuran KPK, ini bentuk permainan, tata rantai mafia yang bermain," kata Abraham saat memberi kuliah umum bertajuk "Pemberantasan Korupsi untuk Mewujudkan Good Governance di Indonesia" di Jakarta, Rabu (19/9/2012).

Abraham mengatakan, masyarakat sebenarnya tidak memerlukan impor daging, impor susu, ataupun impor beras. Namun, impor barang-barang itu terus dilakukan karena ada permainan para mafia yang menguntungkan pihak-pihak tertentu namun justru merugikan masyarakat.

Menurutnya, masalah terkait pangan ini menjadi salah satu fokus KPK. Pimpinan KPK jilid III sudah memasukan masalah ketahanan pangan sebagai national interest dalam rancangan kerja pemberantasan tindak pidana korupsi selama lima tahun ke depan.

Selain ketahanan pangan, masalah yang menjadi perjatian KPK adalah yang terkait energi dan lingkungan.

"Minyak dan gas, pertambangan, lingkungan. Lalu ada penerimaan pajak, bea cukai, penerimaan bukan pajak, terakhir bidang infrastruktur," papar Abraham.

Terkait dengan ketahanan energi, menurutnya, masih ditemukan potensi tindak pidana korupsi, khususnya di bidang pertambangan.

"Banyak daerah-daerah tambang baru, di Sulawesi, Papua. Pertanyaannya, makmurkan penduduk yang tinggal di sana? Ke mana hasil sumber daya alam yang dieksplorasi? Hanya dinikmati segelintir orang saja, para elit, penguasa," ucap Abraham.

Menurutnya, izin tambang di Indonesia cenderung diperjualbelikan. Bahkan, berdasarkan penelitian KPK, ada izin tambang yang dijual ke tiga hingga empat pengusaha yang berbeda. Fenomena jual beli izin tambang ini, menurut Abraham, menunjukkan perpindahan korupsi dari pusat ke daerah.

"Ini adalah dampak negatif otonomi daerah yang tidak ditata dengan baik," ujarnya.

Masalah yang sama terjadi di bidang kehutanan. Abraham mengatakan, tidak pernah ada peta yang menggambarkan jelas kondisi hutan Indonesia. Kemudian terkait perpajakan, Abraham mengatakan tidak jarang penyalahgunaan dilakukan pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

"Contohnya, pegawai pajak paling rendah pangkatnya, golongan III A, punya uang puluhan miliar. Belum atasan-atasan mereka," ungkapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com