Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Periksa Gubernur Sulawesi Selatan

Kompas.com - 17/09/2012, 12:01 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, terkait penyidikan kasus dugaan suap kepengurusan hak guna usaha (HGU) perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah. Yasin Limpo akan dimintai keterangan sebagai saksi.

"Dimintai keterangan sebagai saksi," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha melalui pesan singkat, Senin.

Yasin dianggap tahu seputar kasus dugaan penyuapan di Buol yang melibatkan Bupati Buol, Amran Batalipu dan Presiden Direktur PT Hardaya Inti Plantation, Hartati Murdaya Poo tersebut. Hingga pukul 11.30 WIB, Yasin belum tiba di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Dalam kasus dugaan suap Buol ini, KPK menetapkan empat orang sebagai tersangka. Selain Amran dan Hartati, KPK menjerat dua anak buah Hartati, yakni Gondo Sudjono dan Yani Anshori. Kini, Gondo dan Yani sudah menjalani proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Sementara, Amran dan Hartati masih menjalani proses penyidikan di KPK.

Pada 15 September lalu, KPK menahan Hartati di Rumah Tahanan Jakarta Timur Cabang KPK yang berlokasi di basement Gedung KPK. Pemberian suap kepada Bupati Buol oleh Hartati dan dua anak buahnya itu diduga terkait kepengurusan hak guna usaha perkebunan kelapa sawit di Buol.

Berdasarkan surat dakwaan Yani dan Gondo dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Tipikor beberapa waktu lalu, uang suap itu diberikan agar Amran menandatangani empat surat terkait lahan sawit. Surat itu berisi rekomendasi tim lahan Buol atas permohonan izin lokasi PT Sebuku Inti Plantations seluas 4.500 hektare, surat Bupati Amran kepada Gubernur Sulawesi Tengah perihal izin perkebunan PT Cipta Karya Murdaya, surat Bupati Buol kepada Menteri Negara Agraria atau Badan Pertanahan Nasional ihwal permohonan izin hak guna lahan, serta surat Bupati Buol untuk PT Sebuku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com