Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen: Saya Tidak Kritik Profesi Advokat

Kompas.com - 27/08/2012, 13:55 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana menegaskan, walapun sudah dijelaskan dalam twitter, tetap saja terjadi kesalahpahaman.

"Saya tidak mengkritik profesi advokat. Profesi advokat adalah profesi yang mulia. Tentu, sebagaimana penegak hukum yang lain, kita hormati," tegas Denny dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (27/8/2012), menanggapi maraknya polemik di media sosial tentang isi twitter yang dimention oleh dirinya dan berujung pada pelaporan oleh pengacara OC Kaligis ke polisi.

Denny mengatakan, karena ada beberapa kesalahpahaman atas tweeternya, kepada para Advokat Bersih yang melaksanakan tugas advokasinya secara mulia, termasuk dalam membela kasus-kasus korupsi dan memegang teguh kode etik, dirinya meminta maaf. "Saya meminta maaf kepada Advokat Bersih yang dalam melaksanakan tugas-tugas advokasinya menjunjung tinggi etika dan melaksanakan dengan cara-cara mulia," ujar Denny.

Denny mengajak Advokat-advokat Bersih untuk menjaga agar profesi advokat yang mulia itu tidak ternoda oleh oknum advokat yang koruptif, yaitu (mereka) yang melakukan segala cara dalam pembelaan, transaksional dan tidak jarang menyuap. Namun, atas laporan kepada polisi yang disampaikan atas tweeternya, Denny menyatakan keikhlasannya. Ini merupakan bagian dari risiko perjuangan.

"Saya tetap minta dukungan dan doa kepada seluruh rakyat Indonesia agar tetap sehat dan kuat dalam menghadapi segala tantangan demi menghadapi Indonesia ke depan yang lebih bersih dari korupsi," kata Denny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com