Jakarta, Kompas -
Ajakan ini disampaikan Presiden dalam sambutannya pada peringatan Nuzulul Quran tahun 1433 Hijriah/2012 tingkat nasional di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/8) malam. Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya Al Quran ke bumi.
Turut hadir dalam acara ini Wakil Presiden Boediono beserta Ny Herawati Boediono, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Ketua BPK Hadi Poernomo, Ketua Komisi Yudisial Eman Suparno, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan duta besar negara sahabat.
”Saya mengajak, mulai saat ini marilah kita hidup berdampingan secara damai, apa pun agama, suku, daerah, dan perbedaan identitas lain,” kata Presiden.
Menurut Presiden, ada lima sikap luhur yang perlu dikembangkan untuk membangun bangsa Indonesia yang makin maju. Sikap itu meliputi daya pikir dan daya nalar; kesadaran dan perilaku untuk menjalankan nilai demokrasi yang baik; serta rasa cinta damai, kerukunan, dan toleransi. Selain itu, sikap patriotisme dan nasionalisme, serta kepatuhan pada pranata hukum.
Dalam uraian hikmah Nuzulul Quran, Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Malang Prof Dr Imam Suprayogo mengatakan, Al Quran memerintahkan umat untuk berdzikir dan merenungi penciptaan langit dan bumi. Penciptaan itu tak sia-sia.
Imam juga mengatakan, Al Quran merupakan ajaran yang luas, komprehensif, serta berisi rahmat, penjelas, dan pembeda. Dengan demikian, Al Quran bisa dijadikan dasar untuk membangun peradaban yang unggul di tengah kehidupan masyarakat.
Adapun Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, Al Quran memiliki visi yang maju dalam membangun peradaban manusia. Al Quran bukan sekadar kitab yang mengajarkan peribadatan dan hukum-hukum, melainkan juga memotivasi manusia untuk mencapai puncak peradaban yang tinggi sebagai penciptaan terbaik.