Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Australia Tegaskan Dukungan bagi NKRI

Kompas.com - 04/07/2012, 15:55 WIB

DARWIN, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, pemerintah Australia kembali menegaskan dukungannya atas Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disampaikan dalam berbagai kesempatan saat kunjungan Presiden di negara tersebut pekan ini.
    
"Diplomasi kita pertama di kawasan Pasifik Barat daya ini adalah diplomasi untuk memastikan bahwa mereka semua menghormati kedaulatan negara kita, serta menghormati keutuhan wilayah Indonesia," kata Presiden dalam keterangan pers di Darwin, Rabu (4/7/2012), sebelum bertolak menuju Nusa Tenggara Timur.
    
Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan sejak 2005 Indonesia dalam kerja sama dengan Australia sudah menetapkan "point" pengakuan dan penghormatan atas keutuhan wilayah NKRI sebagai salah satu kerangka kerja sama.
    
"Kita menghasilkan ’Lombok Treaty’, sebagai rujukan dan sebagai payung kerja sama kita di bidang pertahanan dan keamanan. Itupun secara prinsip berangkat dari dukungan Australia terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah kita. Dengan demikian, sekali lagi dari aspek geopolitik negara-negara sahabat, itu benar-benar, menghormati, mendukung dan mengakui kedaulatan negara," tegas Presiden.
    
Presiden mengatakan saat kunjungan ke Darwin, ada sebuah unjuk rasa yang diikuti oleh enam orang, namun meskipun Presiden tidak menanyakan komitmen atau pandangan pemerintah Australia mengenai hal itu, PM Julia Gillard saat bertemu Presiden mengatakan bahwa Australia memiliki komitmen yang tinggi atas pemahaman dan penghormatan keutuhan wilayah RI.
    
"PM Australia tanpa saya tanya menyampaikan dukungan penuh terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah, demikian juga ’Chief Minister’ Paul Henderson juga menyampaikan hal yang sama, perihal ada unjuk rasa kecil, dilaksanakan pada  2 Juli yang lalu. Ini membuktikan bahwa ’clear’ apa yang disikapkan Australia kepada Indonesia," ujar Presiden.
    
Kepala Negara menambahkan, dalam sejumlah pertemuan dengan pemimpin pemerintahan Australia, disampaikan mengenai kebijakan pemerintah Indonesia dalam penanganan Papua yang didasarkan pendekatan kesejahteraan.
    
Presiden dan Ibu Negara beserta rombongan, Rabu, dijadwalkan melakukan kunjungan kerja di NTT usai lawatan dari Darwin, Australia. Pada Kamis (5/7/2012) rombongan dijadwalkan tiba di Jakarta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com