Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Dukung Ibas Dampingi Ical

Kompas.com - 02/07/2012, 10:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendukung jika Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi bakal calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie pada Pemilihan Presiden 2014.

Anas kepada pers di Jakarta, Senin (2/7/2012) pagi, juga tidak mempermasalahkan Aburizal Bakrie (Ical) yang telah lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai capres.

"Saya kemarin diundang Pak Ical ketika deklarasi. Silakan duluan, nanti kita ketemu 2014. Kalau masalah menggandeng Mas Ibas, tanya sama Mas Ibas. Kalau saya setuju," ujar Anas seusai acara nonton bareng final Piala Eropa bersama jajaran DPP Partai Demokrat dan Fraksi Partai Demokrat DPR.

Ibas apresiasi

Menurut Anas, Partai Demokrat sampai saat ini belum pernah membicarakan mengenai capres atau cawapres yang akan diusung. "Ini kan baru 2012. Nanti kita 2014 baru akan ditetapkan. Dalam politik Partai Demokrat kan tepat waktu. Sabar saja," katanya.

Sedangkan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menanggapi pencalonan Ical sebagai capres dan juga pernyataan Ical bahwa akan menggandeng dirinya sebagai pasangan cawapres mengapresiasi hal itu. Namun, menurut dia, Partai Demokrat sampai saat ini belum memutuskan mengenai hal itu.

Dia pun mengucapkan selamat atas penetapan Ical sebagai capres 2014 dari Partai Golkar. "Saya apresiasi pernyataan Pak Ical. Tapi, sampai hari ini PD belum menentukan dan belum ada pembahasan. Demokrat belum memutuskan," katanya.

"Saya ucapkan selamat dan sampai ketemu di final 2014 nanti," katanya.

"Tentunya 2012 ini kita akan fokus konsolidasi. Apa yang disampaikan ketua umum sudah seperti apa yang sudah kerap media beritakan adalah benar. Semoga PD tetap solid dan bersatu. Kesolidan sampai detik ini masih terlihat di Demokrat," katanya.

Sementara mengenai adanya desakan mundur terhadap Anas sebagai ketua umum karena diduga terlibat kasus korupsi, Ibas mengatakan, dirinya skeptis karena sesuai dengan konstitusi partai, jika seseorang belum apa-apa maka kader tersebut belum bisa diberhentikan.

"Kalau belum apa-apa, ya belum bisa diberhentikan. 'Kan enggak bisa seseorang belum ada apa-apa diberhentikan. Cara seperti ini juga tidak sesuai dengan etika," katanya.

"Kalau dikatakan saat ini suara partai turun, itu pun menurut saya buat parpol biasa saja. Survei 'kan bisa menjadi bahan evaluasi dan feedback untuk tidak lupa diri. Kita harus lebih bisa merangkul masyarakat dan meramu program-program kerakyatan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com