Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajak Situs MLM, Ahli IT Danai Aksi Terorisme

Kompas.com - 22/06/2012, 20:52 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka teroris bom di Solo dengan inisial RG mendanai sejumlah aksi terorisme dengan membajak situs web multilevel marketing dalam negeri. Dia meraup keuntungan miliaran rupiah dengan meretas situs tersebut.

Sejumlah aksi terorisme yang diduga didukung dengan dana tersebut di antaranya aksi peledakan bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton (GBIS Kepunton) di Tegalharjo, Jebres, Solo, pada 25 September 2011. Dana hasil investasi online itu juga digunakannya untuk kegiatan pelatihan militer di Poso dan pembelian senjata api.

"Jadi yang bersangkutan tercatat memberi dukungan Rp 667 juta rupiah untuk kegiatan tersebut dan Rp 200 juta untuk senjata api," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar, Jumat (22/6/2012).

Aset terakhir RG yang berada di Medan, Sumatera Utara, senilai hingga Rp 6 miliar telah disita oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada Kamis (21/6/2012). Aset di Medan itu meliputi ruko 3 lantai, rumah tinggal di kompleks Griya Karya Kasih, rumah tinggal di Jalan Ekawarni No. 4A Medan Johor, satu ruko di Jenderal Sudirman, 3 mobil, 7 unit motor, serta peralatan elektronik yang dibeli online senilai 4.000 dollar AS atau sekitar Rp 37 juta.

RG ditangkap pada 3 Mei 2012 bersama tersangka bom Solo lainnya di Jakarta. RG diketahui memiliki kepandaian di bidang tekhnologi informasi. Dari hasil penyelidikan, dia sudah dua tahun mengambil keuntungan dari situs tersebut.

"Yang bersangkutan latar belakangnya ilmu IT, khususnya akuntansi komputer, jadi punya keahlian tersebut. Dari hasil itu terkumpul uang untuk mendukung aksi teroris," kata Boy.

Akibat perbuatannya, RG dijerat Pasal 11, 7, dan 9 Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Terorisme, Pasal 3 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang, Pasal 30 tentang ITE, serta Pasal 263 dan 266 KUHP tentang Pemalsuan Dokumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com