Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung: Naikkan Popularitas Aburizal Bakrie!

Kompas.com - 10/06/2012, 15:50 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar (Ketua DPP Golkar) Akbar Tandjung meminta seluruh jajaran pimpinan Partai Golkar harus berusaha keras bisa memenangkan pemilihan legislatif sekaligus menaikkan popularitas calon presiden Aburizal Bakrie.

"DPP harus siap untuk memenangkan pemilu, baik pemilu legislatif maupun presiden. Masih ada waktu untuk bekerja keras memenangkan pileg dan sekaligus pilpres," kata Akbar seusai menghadiri pelantikan Himpunan Pengusaha dan Wiraswasta (Hipwi) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPPI) di Jakarta, Minggu (10/6/2012).

FKPPI membentuk Hipwi yang dipimpin oleh Hariara Tambunan. Hipwi diharapkan menjadi motor penggerak bagi para kader FKPPI dalam memasuki dunia usaha dan berwiraswasta.

Pelantikan tersebut dilakukan langsung oleh Ketua Umum FKPPI Ponco Sutowo, dan dihadiri pula oleh Menteri UKM dan Koperasi Syarief Hasan. Lebih lanjut, Akbar menegaskan, masih ada cukup waktu untuk bekerja keras memenangkan Pemilu Legislatif 2014. Selain itu, tambah dia, masih cukup waktu untuk menaikkan elektabilitas Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie.

"Hasil survei masih bisa saja naik atau turun, tetapi masih ada waktu untuk memperbaikinya," kata Akbar.

Sebelumnya, survei Sugeng Sarjadi Syndicate menempatkan Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie di posisi keempat. Survei yang dilakukan terhadap 2.192 responden dan tersebar di 33 provinsi itu menunjukkan bahwa nama-nama politikus senior lain, seperti Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla, masih mendapat simpati publik. Survei tersebut dilakukan pada 14 hingga 24 Mei 2012.

Pada survei tersebut Megawati masih menempati posisi kedua dengan suara 22,4 persen dan Kalla 14,9 persen. Sementara itu, Aburizal Bakrie yang telah resmi diusung partainya untuk menjadi calon presiden hanya menempati urutan keempat dengan suara 10,6 persen.

"Info yang saya dapatkan, kalau Aburizal Bakrie akan melihat trennya, jika bisa terus naik hingga mencapai sekitar 20 persen, maka ia akan maju. Kalau situasinya memang kelihatan perlu dipikirkan tindakan lainnya, saya kira itu bisa dilakukan," kata Akbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com