Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janggal, Pengadaan Barang Hambalang Lebih Mahal dari Konstruksinya

Kompas.com - 04/06/2012, 22:04 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya pengadaan barang pusat pelatihan olahraga Hambalang, Jawa Barat, diketahui lebih mahal dibanding biaya pembangunannya. Hal tersebut menjadi bagian penyelidikan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto mengatakan, nilai keseluruhan proyek Hambalang mencapai Rp 2,5 triliun yang terdiri dari Rp 1,4 triliun untuk biaya pengadaan barang dan Rp 1,1 triliun untuk biaya pembangunan gedung atau konstruksi.

"Pengadaan barangnya sudah jadi sebagian walaupun proyeknya belum jadi," kata Bambang di Jakarta, Senin (4/6/2012).

KPK tengah menyelidiki kejanggalan terkait nilai pengadaan barang dan konstruksi tersebut. Kalau konstruksi, lanjut Bambang, berkaitan dengan korporasi dan proses pengadaan barang.

Secara terpisah, Wakil Ketua KPK lainnya, Busyro Muqoddas, mengatakan bahwa kenaikan anggaran proyek yang drastis juga menjadi hal menarik bagi KPK. Menurutnya, bisa ada dua kemungkinan korupsi terkait proyek ini, yakni terkait dengan penggelembungan harga atau proses penganggarannya yang melibatkan DPR dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Adapun proyek Hambalang dikerjakan melalui kerjasama operasi (KSO) antara PT Adhi Karya dengan Wijaya Karya. Dalam pelaksanannya, KSO tersebut menyubkontrakan proyek ke sejumlah perusahaan lain, di antaranya, PT Duta Sari Citralaras dan PT Global Daya Manunggal.

PT Dutasari merupakan perusahaan milik Mahfud Suroso yang disebut sebagai orang dekat Anas Urbaningrum. Istri Anas, Athiyyah Laila, pernah juga menjadi komisaris pada perusahaan tersebut.

Sebanyak lebih dari 60 orang telah diperiksa KPK dalam penyelidikan Hambalang. Mereka yang diperiksan antara lain, Athiyyah, Mahfud Suroso, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Direktur Utama PT Duta Graha Indah (PT DGI) Dudung Purwadi, Manajer Pemasaran PT DGI Mohamad El Idris, mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Kepala Badan Pertahanan Nasional Joyo Winoto, anggota Komisi II DPR asal Fraksi Partai Demokrat Ignatius Mulyono, dan Sekretaris Departemen Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat, Munadi Herlambang.

KPK juga berencana memeriksa Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dalam penyelidikan kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com