Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguasa Abaikan Aspirasi Masyarakat

Kompas.com - 26/05/2012, 23:49 WIB
Nina Susilo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penguasa kini jauh dari kehendak dan aspirasi masyarakat, serta tidak mampu mengadopsi rasa keadilan. Dua contoh gelap dari fenomena itu adalah kenaikan harga BBM, dan pemberian grasi pada terpidana narkoba Corby.

Hal ini, menurut Ichsanuddin Noorsy, dalam pidatonya seusai menerima penghargaan Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) 2012 di Jakarta, Sabtu (26/5/2012) malam, menunjukkan otoritas semu penguasa (false authority).

Otoritas semu ini juga ditunjukkan para kepala daerah yang ketika memenangi pilkada, membawa rombongannya untuk mengisi jabatan-jabatan kunci. Akibatnya, kepentingan masyarakat umumnya tidak terakomodir. Bahkan, banyak kepala daerah tidak membuat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Otoritas semu ini didahului pemerintahan palsu (false government), yang menghasilkan kebijakan publik yang jauh dari kepentingan rakyat (false public policy). Hal ini mudah saja dilakukan, karena mereka pun mendapatkan kekuasaan melalui pendekatan pragmatis.

Kesadaran masyarakat dimanipulasi secara transaksional. Suara diperoleh bukan dengan pendekatan aspirasi masyarakat, terjadi false vote yang menghasilkan false representative.

Sabtu malam ini, Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia menyerahkan penghargaan kepada empat kepala daerah yang dinilai berprestasi, serta dua akademisi yang berkontribusi pada perbaikan kualitas pemerintahan.

Empat kepala daerah itu adalah Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang, Bupati Serdang Bedagai Erry Nuradi, Wali Kota Cimahi Itoc Tochija, dan Bupati Enrekang La Tinro La Tunrung.

Adapun akademisi yang mendapatkan penghargaan adalah Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Prof Bhenyamin Hoessain, atas pengabdian sbg ilmuwan pemerintahan, dan Ichsanuddin Noorsy, atas pengabdiannya sebagai pemerhati pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com