Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neneng Takkan Pulang sampai KPK Penuhi Permintaan

Kompas.com - 07/05/2012, 17:43 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, tak akan kembali ke Indonesia, sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memenuhi permintaan Nazaruddin.

Salah satunya adalah meminta Neneng dijemput oleh KPK, bukan ditangkap.

Permohonan penjemputan ini dilontarkan Nazaruddin melalui surat yang dikirimnya pada KPK.

"Sampai saat ini KPK belum memberikan jawaban suratnya. Kalau sudah ada lampu hijau dari KPK, kita akan kooperatifkan antara Bu Neneng dengan KPK," kata kuasa hukum Nazaruddin, Junimart Girsang di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (7/5/2012).

Junimart mengaku tak tahu keberadaan Neneng saat ini. Nazaruddin pun, kata dia, tak mengetahui keberadaan istrinya.

Sejauh ini, ia juga tak pernah berkomunikasi dengan tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2008 tersebut.

"Kalau KPK menyetujui apa yang kita maksud tentu kita akan informasikan ke keluarga. Selama ini Ibu Neneng berkomunikasi dengan salah satu keluarga dekatnya. Hanya satu orang saja yang tahu. Bukan Pak Nazar," jelasnya.

Junimart mengklaim bahwa saat ini status Neneng bukan buronan karena ia tak pernah dipanggil KPK untuk menjalani pemeriksaan sejak menjadi tersangka dalam kasus tersebut.

"Yang pasti dia tidak melarikan diri, dan belum pernah diperiksa. Kalau KPK katakan buron itu hak KPK," tegasnya.

Kini, pihak Nazaruddin menyerahkan sepenuhnya keputusan pada KPK. Ia menyebut, Neneng sudah beritikad baik untuk pulang, karena ia ingin bertemu kedua anaknya yang telah setahun ditinggalkan.

"Sekarang ini, ibunya yang merawat anak bu Neneng sudah sakit-sakitan. Itu alasan yang manusiawi sebagai ibu. Dia mau pulang melihat anaknya. Enggak ada unsur lain. Jadi kita hanya bisa menunggu. KPK kan punya kewenangan yang full," ujar Junimart.

Neneng ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek PLTS senilai Rp 8,9 miliar. Ia dan Nazaruddin diduga menerima keuntungan Rp 2,2 miliar dari proyek tersebut.

Keberadaan Neneng tidak terlacak setelah Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolombia, 7 Agustus 2011 lalu.

Semula, Neneng ikut Nazaruddin berpindah dari satu negara ke negara lain. Keduanya meninggalkan Indonesia pada 23 Mei 2011 menuju ke Singapura.

Dalam pelarian itu, Neneng akhirnya mangkir saat KPK menjadwalkan dua kali panggilan pemeriksaan dirinya sebagai saksi kasus dugaan korupsi di proyek PLTS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com