Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Berhubungan dengan Kadispora Riau

Kompas.com - 25/04/2012, 21:30 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPRD Riau, M Dunir, mengungkapkan dugaan keterlibatan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Provinsi Riau Lukman Abbas dalam kasus  dugaan suap terkait pembahasan peraturan daerah tentang Pekan Olahraga Nasional di Riau.

Melalui pengacaranya, Azuin Asaary, Dunir yang menjadi tersangka dalam kasus tersebut mengungkapkan bahwa ia berhubungan dengan Lukman selaku mitra kerja DPRD dalam pembahasan perda tersebut. "Selama ini klien kami hanya berhubungan dengan Kadispora Lukman Abbas dan PPATK-nya, Eka. Jadi tidak pernah berhubungan dengan gubernur," kata Azuin, seusai mendampingi Dunir dalam pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (25/4/2012).

Menurut Azuin, Lukman mengajukan draf revisi Perda Nomor 6 Tahun 2010 tentang Dana Pengikatan Tahun Jamak Pembangunan Venue PON 2012 di Riau tersebut. Dalam revisi tersebut, diajukan penambahan anggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) sebesar Rp 19 miliar. "Direvisi, dari Rp 44 miliar ditambah lagi Rp 19 miliar," ujarnya.

Azuin menegaskan bahwa hubungan antara kliennya yang juga Ketua Panitia Khusus pembahasan perda tersebut dan Lukman hanya sebatas mitra kerja.

Dalam kasus ini, M Dunir dan M Faisal Aswan selaku anggota DPRD Riau diduga menerima suap terkait pembahasan perda tersebut. KPK juga menjerat Kepala Seksi Pengembangan Sarana Prasarana Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau EDP serta pegawai PT Pembangunan Perumahan (PT PP) berinisial RD. Suap dengan alat bukti Rp 900 juta itu diduga diberikan agar DPRD menyetujui usulan penambahan anggaran PON.

Terkait penyidikan kasus ini, KPK mencegah Lukman Abas dan Gubernur Riau Rusli Zainal bepergian ke luar negeri. Lukman telah diperiksa KPK, sementara Rusli baru dijadwalkan diperiksa sebagai saksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com