Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Siap Lanjutkan Persidangan

Kompas.com - 28/03/2012, 08:56 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, siap kembali menjalani persidangan kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Rabu (28/3/2012) ini, Nazaruddin akan diperiksa sebagai terdakwa kasus itu.

Demikian disampaikan Junimart Girsang, salah satu kuasa hukum Nazaruddin, melalui pesan singkat, Selasa (27/3/2012). "Beliau (Nazaruddin) siap hadir di persidangan. Saya sudah ketemu dengan Beliau di Rutan Cipinang," ujar Junimart.

Sedianya, pemeriksaan Nazaruddin sebagai terdakwa dilakukan dalam sidang Senin (19/3/2012) pekan lalu. Namun, lantaran Nazaruddin sakit, persidangan ditunda hingga hari ini.

Majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta yang menangani perkara tersebut lalu mengizinkan Nazaruddin menjalani rawat inap di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta selama sepekan.

Kuasa hukum Nazaruddin yang lain, Rufinus Hutauruk mengatakan, dalam persidangan kali ini, Nazaruddin akan menyampaikan keterangan seputar dakwaan jaksa.

Nazaruddin didakwa menerima suap berupa cek senilai Rp 4,6 miliar terkait pemenangan PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek wisma atlet SEA Games 2011. Saat itu, Nazaruddin menjadi anggota Komisi III DPR.

Hal lain yang akan dijelaskan Nazaruddin, kata Rufinus, antara lain berkaitan dengan pemilik perusahaan Grup Permai, aliran dana Grup Permai ke pihak lain, dan perpindahan aset-aset Grup Permai.

"Segala hal yang berhubungan dengan dakwaan, siapa pemilik perusahaan, aliran dana, perpindhan aset, dan lain sebagainya," ujar Rufinus.

Selama ini pihak Nazaruddin mengklaim kalau pemilik Grup Permai adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Nazaruddin berdalih, cek Rp 4,6 miliar tidak mengalir ke kantongnya pribadi melainkan langsung masuk ke kas perusahaan yang dikelola Yulianis selaku tangan kanan Anas.

Nazaruddin juga pernah mengungkapkan kalau aset Grup Permai yang berupa satu unit mobil Alphard dialihkan kepemilikannya menjadi punya Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com