Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Kelapa Sawit Nunun Dimodali Artha Graha

Kompas.com - 07/03/2012, 20:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Usaha kelapa sawit PT Wahana Esa Sejati, perusahaan milik Nunun Nurbaeti, mendapatkan pinjaman modal dari Bank Artha Graha. Hal tersebut terungkap dalam persidangan kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (7/3/2012).

Nunun adalah terdakwa dalam kasus itu. Ketua Tim Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi M Rum semulan bertanya kepada saksi Arie Malangjudo selaku Direktur Utama PT Wahaya Esa Sejati (PT WES) tentang perkembangan bisnis kelapa sawit di perusahaan itu. Menurut Arie, saat itu perusahaan baru mulai merintis bisnis tersebut. ”Kalau dianalogikan, seperti bayi baru lahir,” katanya.

Arie mengatakan, pada 2003, perusahaan berencana memiliki pabrik sendiri. Pada Juni 2003, dilakukan serah-terima pabrik kelapa sawit di Riau. Pabrik tersebut berkapasitas produksi 3.000 ton per jam. Untuk membiayai pendirian pabrik tersebut, PT WES mendapat pinjaman Rp 39 miliar dari Bank Bukopin. Pembangunan pabrik juga menggunakan uang perusahaan senilai Rp 16 miliar.

Arie menuturkan, perusahaan Nunun tersebut juga mendapat pinjaman modal kerja dari Bank Artha Graha sebesar Rp 11 miliar. ”Kami juga mendapat kredit modal kerja dari Artha Graha sekitar Rp 11 koma sekian miliar,” ujarnya.

Proses peminjaman modal dari dua bank tersebut terjadi pada 2004. Namun, Arie mengaku tidak terlibat dalam proses peminjaman modal ke Bank Artha Graha. Dia hanya mengurusi pinjaman yang diajukan ke Bank Bukopin. ”Untuk kredit investasi saya ikuti karena perlu ada penjelasan mendetail tentang keuangan. Ketika perjanjian kredit dengan Artha Graha, saya tidak ikuti dan tidak tanda tangan,” ujarnya.

Bank Artha Graha diduga memodali pembelian cek perjalanan Bank Internasional Indonesia (BII) yang menjadi alat suap dalam kasus ini. Dalam persidangan sebelumnya terungkap bahwa BII mengeluarkan cek perjalanan tersebut atas permintaan Artha Graha.

Direktur Keuangan PT First Mujur Plantation and Industry Budi Santoso mengungkapkan, cek perjalanan itu dipesan sebagai pembayaran uang muka pembelian lahan kelapa sawit seluas 5.000 hektar di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Entah bagaimana caranya, 480 lembar cek perjalanan tersebut kemudian ada di tangan Nunun, lalu dialirkan ke anggota DPR 1999-2004 melalui Arie Malangjudo.

Menanggapi kesaksian Arie ini, Nunun menyebutkan bahwa utang perusahaan ke Bank Bukopin telah dilunasi dengan uang pribadi Nunun. ”Saya sudah membayar semua ke Bukopin dengan semua tabungan saya yang saya dapat dari Telkom,” kata Nunun. Dia juga mengoreksi nama perusahaannya. ”Nama perusahaan, Nirmala Abdi Damai,” ucap istri mantan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal (Purn) Adang Daradjatun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com