Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amir Syamsuddin Bantah Dicopot

Kompas.com - 08/02/2012, 18:36 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Amir Syamsuddin menepis anggapan bahwa ia dicopot dari jabatan Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat karena unsur dan tekanan politis. Dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (8/2/2012), Amir menegaskan bahwa ia sengaja mengundurkan diri karena tidak ingin memegang jabatan rangkap sebagai Menteri Hukum dan HAM.

"Harap tidak ada spekulasi apa pun, saya juga tidak menyangka, bahwa proses ini tampaknya telah menjadi perhatian dan fokus pemberitaan. Padahal, ini karena saya harus memilih tidak bisa dilakukan dua-duanya," kata Amir di DPP Demokrat, Jakarta, Rabu sore. Ia mengaku tidak ingin memegang jabatan rangkap sehingga salah satunya terbengkalai.

Ia mengaku tugas sebagai Menteri Hukum dan HAM dan Sekretaris Jenderal Dewan Kehormatan Partai Demokrat sama beratnya. Oleh karena itu, harus ada yang dilepaskan agar ia fokus bekerja.

"Saya sebagai menteri dan sekretaris, tampaknya perlu disadari, tidak bisa ini salah satunya sebagai tugas sambilan. Tugas Sekretaris Dewan Kehormatan, bukan tugas yang ringan karena harus melayani dan memeriksa laporan dari penjuru Tanah Air maupun kader Demokrat seluruhnya. Saya tidak bisa menganggap tugas ini sebagai sambilan. Tidak bisa menteri nyambi jadi Sekretaris Dewan Kehormatan," ujar Amir.

Saat rapat dengan dewan kehormatan, kata Amir, ia mengusulkan posisi Sekretaris Dewan Kehormatan seharusnya diduduki politisi senior di Demokrat. Oleh karena itu, terpilihlah TB Silalahi sebagai penggantinya. Apalagi menurut Amir, TB Silalahi juga menjadi Ketua Komisi Pengawas Demokrat, sehingga ia sekaligus dapat menjalankan rekomendasi dari komisi tersebut untuk menindaklanjuti hasil pengawasan internal partai. Amir sendiri kini menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.

"Sebaiknya Sekretaris DK diemban oleh tokoh Demokrat yang senior dan tidak berada pada posisi seperti saya. Apa yang menjadi usulan saya tadi, diterima dan sebagai realisasinya, Bapak TB Silalahi sejak kemarin jadi pengganti saya," jelas Amir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com