Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan: Kami Butuh RUU BPJS!

Kompas.com - 23/10/2011, 11:31 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 2.000 perempuan yang sebagian besar terdiri atas buruh migran, karyawan pabrik, dan ibu rumah tangga menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (23/10/2011). Mereka menuntut pemerintah untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (BPJS).

"Kami ingin segera disahkan RUU BPJS sebelum masa sidang DPR berakhir," ujar Safitri, salah satu pengunjuk rasa.

Dengan berpakaian putih dan merah, massa perempuan itu kemudian berjalan kaki menuju Istana Negara, Medan Merdeka Barat. Menurut Safitri, mereka akan menggelar pertunjukan seni di depan kantor presiden itu.

"RUU BPJS penting disahkan supaya sistem jaminan sosial bisa dilaksanakan karena banyak perempuan yang tidak mendapat jaminan kesehatan," katanya.

Para pengunjuk rasa itu tampak membawa poster yang memuat gambar para pahlawan wanita, seperti Cut Nyak Dien dan RA Kartini. Mereka juga membawa spanduk panjang yang salah satunya bertuliskan kalimat "Perempuan Indonesia menuntut pemerintah segera sahkan RUU BPJS, laksanakan jaminan sosial nasional sekarang juga!".

Ada pula spanduk yang menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun dari jabatannya jika tidak juga mampu memberi jaminan sosial kepada masyarakat, khususnya kaum hawa. Selebaran yang mereka bagikan menyebutkan, hanya 39 persen masyarakat yang memiliki skema jaminan kesehatan. Untuk para buruh, hanya mereka yang bekerja di sektor formal yang mendapat jaminan sosial tenaga kerja.

Sementara itu, pekerja nonformal, seperti buruh migran, pembantu rumah tangga, tunawisma, penjaga toko, dan profesi nonformal lainnya yang banyak digeluti para perempuan, tidak mendapat jaminan kesehatan. Padahal, mereka yang bekerja di sektor nonformal tersebut rentan masalah kesehatan.

"Kerentanan yang dihadapi perempuan tidak kalah beratnya dengan laki-laki. Perempuan di negara-negara miskin lebih beresiko meninggal dalam proses persalinan. Di Indonesia, tahun 2010, 11.534 kasus kematian akibat kelahiran," demikian aspirasi para perempuan ini.

Selain itu, masih ada penyakit bahaya lainnya, seperti kanker payudara dan kanker rahim.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com