Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Ragukan Jero Wacik

Kompas.com - 19/10/2011, 08:52 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada A Tony Prasetiantono menyatakan rasa pesimistis terhadap Jero Wacik yang terpilih sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Jero terpilih dalam perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa (18/10/2011) malam.

"Saya belum menemukan logika yang tepat. Bagaimana orang yang tidak 'berbau' ESDM memegang jabatan ini," ujar Tony ketika dihubungi Kompas.com via telepon, Rabu (19/10/2011).

Menurut dia, keputusan tersebut jauh dari harapannya. Ia menuturkan, kalau Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan atau Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Legowo, yang sempat digadang-gadang menggantikan Darwin Zahedy Saleh, itu lebih baik. Kedua orang tersebut dinilai Tony lebih baik karena mempunyai rekam jejak di bidang ESDM.

Memang, terang Tony, Jero yang sebelumnya menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata memiliki latar belakang pendidikan di jurusan Ekonomi dan Teknik. Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Ini karena kementerian ini sarat dengan hal-hal teknis.

Apalagi, sebut dia, dalam pidato Presiden SBY semalam, disebutkan bahwa Presiden akan menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat. Sekaligus, menyatakan bahwa kabinet ini merupakan kabinet akselerasi. "(Jadi) saya kira ini akan menjadi titik lemah kabinet," tambah Tony.

Ini merupakan penilaian Tony, walaupun Jero sebenarnya akan didukung oleh wakil menteri dan para dirjen di kementerian tersebut dalam pekerjaannya. "(Tapi) tidak bisa mengandalkan wakil menteri dan dirjen saja," tegas dia.

Ia kembali menegaskan, seharusnya dipilih orang yang paham betul akan kementerian ini, apalagi kementerian ini belum menuntaskan masalah lifting (minyak mentah siap jual) yang tak kunjung mencapai target.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com