Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Norwegia: Belum Ada Penundaan Berarti

Kompas.com - 27/09/2011, 22:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Norwegia melihat tidak ada masalah penundaan berarti dalam pelaksanaan kerja sama pengurangan emisi dengan Indonesia. Karena itu, mereka tetap memegang komitmen untuk melalui proses dalam persiapan dan pelaksanaan program-program pengurangan emisi melalui pencegahan kerusakan hutan dan deforestasi (REDD+).

Menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan Internasional Norwegia, Erik Solheim mengatakan, program itu melibatkan banyak kementerian dan pihak. Karena itu, pihaknya mengerti jika terjadi berbagai kendala membuat pendanaan tidak terserap sepenuhnya.

Pada tahun 2010, Norwegia menyambut komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengurangi emisi 26 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional. Norwegia dan Indonesia menandatangani surat niat (letter of intent). Pemerintah Norwegia menjanjikan dana 1 miliar dollar AS untuk mendukung persiapan dan pelaksanaan REDD+.

Hingga kini dana yang telah terkucur sejumlah 30 juta dollar AS yang dikelola oleh Organisasi Dunia untuk Program Pembangunan (UNDP). Dari dana itu, hanya sebagian yang baru digunakan Indonesia.

Pemerintah Indonesia terkesan molor dan bergerak lambat, seperti Instruksi Presiden Penundaan Izin Tebang Baru Kehutanan (moratorium) yang baru dikeluarkan Juni 2011. Sementara itu, pembentukan lembaga pendanaan REDD+ dan lembaga pemantauan dan verifikasi REDD+ yang hingga kini belum selesai.

"Kami bisa maklumi negara besar seperti Indonesia ada banyak hal terkait politik. Saya juga ingin ini cepat selesai dikerjakan, tapi ini adalah tahapan dan memang terjadi penundaan. Selama ini belum ada penundaan berarti," ungkap Erik dalam Konferensi Pers Kehutanan Indonesia (Forests Indonesia), Selasa (27/9/2011) di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com