JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma Ali mengakui bahwa pihaknya tidak mampu mendeteksi kelompok-kelompok radikal lantaran ketertutupan pergerakan. Kementerian Agama, kata dia, hanya mampu melakukan deradikalisasi di masyarakat.
"Organisasinya rahasia, tidak terbuka. Kementerian Agama tidak punya kemampuan untuk mendeteksi itu. Kita hanya berupaya dalam upaya preventif, misalnya melakukan tindakan deradikalisasi," kata Suryadharma di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/9/2011), menanggapi aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Kota Solo, Jawa Tengah, kemarin.
Suryadharma menjelaskan, pihaknya sudah menyampaikan kepada masyarakat luas seperti apa pandangan agama yang radikal, menjelaskan bahwa setiap agama melarang membunuh.
"Setiap agama ingin menciptakan kerukunan, kasih sayang, bukan membunuh sesama," kata dia.
Ketua Umum PPP itu meminta masyarakat tidak menggeneralisasi bahwa aksi kekerasan itu adalah gambaran dari masyarakat saat ini. Dia juga meminta agar masyarakat tidak terprovokasi.
"Tindakan ini biadab, tidak berperikemanusiaan, anti-kemanusiaan. Kita harapkan masyarakat tidak terprovokasi. Kejadian ini pasti bukan keinginan tokoh umat beragama, melainkan pihak-pihak yang ingin Indonesia tidak rukun, aman, dan damai. Harus dipahami itu sebagai musuh bersama," tutur Suryadharma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.