Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Makanan Ternak Harus Impor Bahan Baku

Kompas.com - 22/09/2011, 23:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Minimnya pasokan lokal mengakibatkan industri makanan ternak harus mengimpor bahan baku. Industri makanan ternak pun sangat bergantung pada besaran nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, karena kontrak impor dalam mata uang tersebut.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Sudirman, mengemukakan hal itu kepada Kompas di Jakarta, Kamis (22/9/2011).

"Sebelumnya kami tidak impor. Tetapi sejak dua tahun lalu suplai lokal mulai tidak ada. Maka kami pun impor," kata Sudirman.

Bahan utama pakan ternak berupa jagung, dengan kebutuhan 5 juta ton per tahun. Sekitar 2,5 juta ton di antaranya harus diimpor. Bungkil kedelai malahan harus mengimpor seluruhnya, yakni 2 juta ton per tahun. Begitu juga tepung daging yang perlu 200.000 ton per tahun, harus mengimpor seluruhnya.

"Padahal, tahun lalu, impor bahan baku hanya kurang dari 400.000 ton," kata Sudirman. Kontrak impor dibuat per tiga bulan, dengan harga dalam dollar AS. Oleh karena itu, industri makanan ternak sangat terpengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com