Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidangan Bisa Menunjukkan Status Sosial Kita

Kompas.com - 21/09/2011, 18:26 WIB

KOMPAS.com - Dalam kehidupan sehari-hari, hidup manusia lekat dengan simbol-simbol, dan makanan adalah salah satu simbolnya. Pada dasarnya makanan memiliki arti yang jauh melampaui fungsinya dari sekadar untuk bertahan hidup.

Makanan yang biasa dikonsumsi setiap orang umumnya berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat ekonomi tiap keluarga. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terdapat beberapa tingkatan status sosial ekonomi, yaitu ekonomi rendah, menengah, dan tinggi. Oleh karena itu, makanan yang kita santap bisa menunjukkan status sosial kita.

"Misalnya, masyarakat kecil pastinya tidak bisa menyantap makanan mahal di hotel, dan juga sebaliknya. Masyarakat ekonomi tinggi juga akan gengsi untuk makan makanan yang murah," tukassejarawan JJ Rizal, saat diskusi "Kuliner Nusantara dan Kebudayaan," di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (21/9/2011).

Menyantap makanan mahal dalam restoran mewah secara tak langsung membuktikan bahwa Anda memiliki status sosial yang tinggi dan kondisi ekonomi di atas rata-rata. Hidangan rijsttafel, misalnya, merupakan jamuan makan besar yang untuk menghidangkannya dibutuhkan puluhan pelayan.

Rijsttafel menampilkan diri sebagai sebuah pagelaran sosial-budaya, dan diperkirakan merupakan warisan bangsa Eropa, meskipun hidangan yang disajikan merupakan makanan yang biasa dimakan sehari-hari. Contohnya, nasi, rendang, kacang goreng, sayuran, dan lainnya.

"Awalnya bangsa Eropa bukan bangsa pemakan nasi. Tapi kehidupan mereka di Indonesia membuat mereka menyesuaikan diri dan makan nasi. Namun, untuk menjaga status sosial mereka dari orang pribumi, mereka menggunakan cara lain untuk makan nasi dengan mewah, yaitu rijstaffel," ungkap Rizal.

Rijstaffel di Indonesia sendiri dinilai mirip dengan jamuan makan yang digelar di kerajaan-kerajaan Jawa ataupun Keraton Jawa pada masa lalu. Di sini, hidangan disajikan dengan cara yang lebih mewah dan dengan jumlah melimpah. Makanan istimewa ini disebut rajamansa (makanan raja-raja).

"Prasasti Jawa kuno dari prasasti tahun 853 Saka, memberikan rincian mengenai makanan yang tergolong istimewa dan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang diberi hak-hak istimewa seperti raja, pejabat, serta tamu kehormatan," timpal arkeolog Prof Dr Edi Sedyawati, dalam acara yang sama.

Baik rijsttafel maupun rajamansa bukan merupakan ornamentasi belaka, melainkan juga berfungsi sebagai perlambang status sosial yang tinggi, kekuasaan, kekayaan, dan kewibawaan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com