Tanpa berkoar-koar, Deradjat Ginanjar Koemayadi, kapten tim street
Hal itu dilakukan Ginanjar sejak Sabtu (6/8) pagi dengan mengawali perjalanan dari Bandung dan berakhir di Cianjur pada sore harinya. Minggu (7/8), Ginan meneruskan perjalanan yang diperkirakan selesai hingga Cipanas, Bogor. Jarak yang dia tempuh dengan berjalan kaki mencapai 135 kilometer.
Menurut humas Rumah Cemara, Kheista Leoni, Ginan ditemani enam pendamping yang menaiki sepeda motor dan mobil. Tugas mereka memantau kondisi fisik Ginan selama berjalan kaki.
Ginan adalah seorang aktivis dari Rumah Cemara yang bergerak di bidang pendampingan korban penyalahgunaan narkoba serta orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Dinyatakan positif mengidap HIV akibat penggunaan jarum suntik tidak steril sejak 2000, Ginan kini aktif di LSM itu untuk mengampanyekan pendampingan bagi ODHA.
Empat penderita HIV dari Rumah Cemara berkesempatan turut serta dalam Homeless World Cup 2011 di Paris yang digelar 21-28 Agustus 2011. Direncanakan rombongan bertolak ke Paris pada 18 Agustus.
Keikutsertaan Indonesia pertama kalinya karena tahun sebelumnya di Brasil gagal tampil disebabkan ketiadaan biaya. Kepastian ke Paris didapat setelah mereka mendapat sumbangan dari pihak swasta dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Rumah Cemara, ujar Kheista, memiliki program Football for Change yang menggunakan sepak bola sebagai media kampanye program mereka. Program tersebut sudah berlangsung selama dua tahun dan sebagian pemain yang juga positif HIV terpilih sebagai anggota tim street soccer Indonesia bersama empat orang lain dari LSM yang bergerak di bidang tunawisma.
Media Relations Officer Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Barat Tri Irwandi Maulana mengungkapkan, sepak bola bisa menjadi terobosan dalam memberikan penyadaran bagi masyarakat umum agar tidak memberikan stigma kepada ODHA. Dengan bertanding olahraga, bisa diketahui bahwa ODHA juga bisa beraktivitas layaknya orang biasa.
Dokter yang menangani